Selasa, 29 October 2019 11:32 UTC
Ilustrasi gempa oleh Gilas Audi
JATIMNET.COM, Surabaya – Gempa bumi berkekuatan 6,6 magnitudo mengguncang Selatan Filipina, pada Selasa, 29 Oktober 2019, pagi, dan menyebabkan sedikitnya dua orang meninggal.
Gempa yang berpusat di Kota Tulunan, Provinsi Cotabato ini hanya berselang sepekan dengan gempa sebelumnya yang menyebabkan tujuh korban meninggal, kata Institut Kegempaan dan Gunung Berapi Filipina.
Gempa awalnya dilaporkan sebesar 6,8 magnitudo namun kemudian dikoreksi menjadi sebesar 6,6.
BACA JUGA: Gempa di Filipina, 8 Meninggal dan 60 terluka
Gempa terjadi pada pukul 9:04 pagi waktu setempat, dan menyebabkan penduduk berlari ke luar gedung, sekolah dan rumah sakit, menurut informasi yang disebarkan oleh lembaga dan warganet di media sosial.
Foto yang diunggah di media sosial juga menunjukkan ambruknya gedung sekolah di Tulunan dengan sejumlah pelajar terluka.
Dalam wawancara yang dilakukan oleh stasiun radio DZMM, Renato Solidum, kepala agensi pengawas gempa setempat, memperingatkan adanya gempa susulan.
BACA JUGA: PBB Selidiki Pembunuhan Dibalik Perang Melawan Narkoba di Filipina
Ahli kegempaan mengatakan jka gempa itu tidak berpotensi tsunami.
Seorang siswa SMA di Provinsi Davao del Sur dipastikan meninggal akibat tertimpa balok saat gempa, kata kantor informasi publik dari Kota Magsaysay, seperti dikutip reporter setempat.
CNN Filipina juga melaporkan jika laki-laki berusia 66 tahun meninggal di Kota Koronodal, Selatan Cotabato setelah mengalami cidera kepala akibat gempa.
BACA JUGA: Sampah B3 Asal Australia di Surabaya Disorot Media Asing
Stasiun Radio yang bermarkas di Manila melaporkan terdapat tujuh anak di Tulunan terluka akibat gedung sekolah mereka yang rusak.
Wali Kota Tulunan Reuel Limbungan mengatakan jika ia memerintahkan sekolah dan pekerja untuk berhenti dan memberikan waktu para pengawas bangunan memeriksa gedung.
“Semua pasien yang berada di rumah sakit harus dipindahkan ke luar gedung,” kata Stasiun Radio Manila DZMM. “Gempa ini lebih besar dibanding gempa sebelumnya,”.
BACA JUGA: Virus Flu Afrika Ditemukan pada Babi di Filipina
Pada 16 Oktober, gempa sebesar 6,3 magnitudo mengguncang area yang sama, dengan pusat gempa berada di Kota Makilala, di dekat Provinsi Cotabato.
Tujuh korban meninggal dan 250 warga terluka.
Filipina dilalui jalur Cincin Api Pasifik, di mana sekitar 90 persen gempa bumi berlangsung.
BACA JUGA: Wisatawan Bikin Video Mengubur Popok di Pasir, Pantai Boracay Filipina Ditutup
Sebelumnya, gempa terjadi pada Oktober 2013 dengan ukuran 7,1 magnitudo, dengan pusat gempa di Filipina tengah.
Pada Juli 1990, sedikitnya 2.400 orang meninggal di Utara Pulau Luzon akibat gempa berukuran 7,8, salah satu gempa terkuat yang menyerang negara tersebut.
Sumber: Aljazeera.com
