Selasa, 22 October 2019 11:36 UTC
Kebakaran lereng Gunung Semeru. Foto: Ist
JATIMNET.COM, Surabaya - Kebakaran hutan di Jawa Timur terus meluas. Dalam sepakan terakhir, setidaknya enam wilayah gunung yang terbakar. Namun, helikopter yang menjalankan fungsi water bombing hanya terbang di atas Gunung Arjuno-Welirang.
Sejumlah kawasan gunung yang terbakar diantaranya, Gugusan Gunung Ijen, Tahura Raden Soerjo Arjuno-Welirang, Gugusan Gunung Wilis, Pegunungan Kawi, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, dan Gunung Raung.
"Kalau luasannya itu kami belum bisa mendata secara rinci. Tapi info dari kawan-kawan, perhutani, tahura maupun TNBTS, ada ribuan hektare," ujar Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, Satrio Nurseno, Selasa 22 Oktober 2019.
BACA JUGA: Satu Relawan Meninggal dalam Kebakaran Hutan di Ponorogo
BPBD Jawa Timur belum bisa memetakan dampak kebakaran. Namun hasil laporan yang diterima, dampak kebakaran telah menghanguskan sedikitnya tiga ribu hektare lahan.
Terparah, kebakaran hutan di Gunung Arjuno-Welirang. Proses pemadaman menggunakan helikopter water bombing pun dilakukan kembali usai sempat terhenti beberapa hari terakhir karena kencangnya angin.
"Hari ini sudah optimal jalan (helikopter water bombing). Sudah sekitar 12 ribu ton pemadaman dilakukan di Arjuno-Welirang, tapi juga kan banyak titiknya belum bisa padamkan semua," ungkap Satrio.
BACA JUGA: Penyebab Badai dan Kebakaran Hutan Gunung Ranti-Ijen
Helikopter Water Bombing milik BNPB belum beroperasi sehari penuh. Normal penerbangan pukul 06.00 hingga 11.00 untuk menjangkau titik api di Arjuno-Welirang.
Sebab pukul 13.00 angin kembali bertiup kencang, hingga 35 knot atau 75 kilometer per jam. "Tidak berani untuk terbang sudah berbahaya," tuturnya.
BACA JUGA: Empat Pendaki Terjebak Kebakaran Hutan di Gunung Ranti
Selain Arjuno-Welirang yang menggunakan helikopter, pemadaman kebakaran hutan dilakukan secara manual. Pasalnya, baru di Tahura Raden Soerjo Arjuno-Welirang yang mengajukan permohonan penggunaan helikopter.
"Terkadang nyuwun sewu, masyarakat atau teman-teman, kenapa kok Arjuno saja (gunakan heli), padahal yang lain juga butuh. Prosesnya tidak segampang itu. Prosesnya, yang namanya wilayah udara melibatkan semua unsur, itu kan harus ada izin," tuturnya.
Izin ini pula, lanjut Satrio, yang membuat helikopter meski berada di Jawa Timur tidak bisa digunakan memadamkan wilayah lain. "Jadi ada standar operasional prosedur (SOP)," tegasnya.