Logo

Empat Wasiat Gus Sholah kepada Nahdliyin

Reporter:,Editor:

Senin, 03 February 2020 07:56 UTC

Empat Wasiat Gus Sholah kepada Nahdliyin

Putra KH Sholahuddin Wahid, Irfan Asyari Sudirman Wahid. Foto: Baehaqi Almutoif.

JATIMNET.COM, Sidoarjo – Putra KH Sholahuddin Wahid, Irfan Asyari Sudirman Wahid menceritakan ayahnya meninggalkan empat wasiat sebelum wafat. Satu dari tiga wasiat itu adalah keinginan Gus Sholah, sapaan KH Sholahuddin Wahid, menjadikan nahdliyin lebih baik.

Gus Ipang, sapaan akrab Irfan Asyari Sudirman Wahid masih ingat betul keinginan Gus Sholah tentang Muktamar NU ke-34 di Lampung, 22-27 Oktober 2020. Kesempatan tersebut ingin dimanfaatkan agar NU lebih bermanfaat tidak hanya bagi nahdliyin, tapi juga seluruh umat di Indonesia.

“Beliau banyak membicarakan tentang masa depan NU, karena sebentar lagi muktamar. NU diharapkan bisa menjadi lebih baik,” ujar Gus Ipang, ditemui di ruang VIP Terminal 1 Bandara Internasional Juanda, Senin 3 Februari 2020.

BACA JUGA: Gus Sholah Disemayamkan Dekat Orang Tua dan Gus Dur

Wasiat yang disampaikan Gus Sholah agar nahdliyin bisa lebih baik dari sisi kemaslahatan umat, ekonomi, hingga kesejahteraan sosial. Menurut Gus Sholah, bahwa belum seluruhnya nahdliyin seperti yang diharapkan adik Presiden RI keempat, Abdurahman Wahid itu.

Selain membicarakan NU, lanjut Gus Ipang, Gus Sholah juga intensif membicarakan Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang. Salah satunya adalah kemajuan Universitas Hasyim Asyari. Gus Sholah ingin dua lembaga pendidikan yang diasuhnya lebih berkembang lagi.

 “Hal yang juga dibicarakan beliau terkait film yang lagi dirampungkan, ‘Jejak Langkah 2 Ulama’. Film itu kerja sama antara PP Tebu Ireng dengan PP Muhammadiyah,” kata Gus Ipang.

BACA JUGA: Gus Sholah Meninggal, Khofifah: Beliau Paket Lengkap Seorang Negarawan

Menurut Gus Ipang, ayahnya ingin hadir pada premiere film yang menceritakan kisah KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asyari. Namun keinginan itu belum tersampaikan karena cucu KH Hasyim Asyari itu harus menjalani perawatan di rumah sakit.

“Terakhir yang juga banyak dibicarakan adalah masalah kebangsaan. Beliau berimbang membicarakan antara keislaman dengan keindonesiaan,” ungkapnya.

Diterangkan Gus Ipang bahwa Gus Sholah kerap galau apabila ada pemaksaan terhadap kepentingan terkait keagamaan tertentu. “Beliau gundah bila ada yang begitu itu (pemaksaan terhadap agama tertentu),” Gus Ipang menjelaskan.