Rabu, 05 January 2022 06:00 UTC
PASIEN DBD. Seorang balita sedang menjalani perawatan di RSUD Caruban, Kabupaten Madiun, karena sakit demam berdarah dengue (DBD), Rabu, 5 Januari 2022. Foto: Nd.Nugroho
JATIMNET.COM, Madiun – Angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Madiun melonjak pada awal tahun 2022. Terhitung sejak 1 hingga 4 Januari ini sudah tercatat delapan penderita penyakit akibat gigitan nyamuk aedes aegypti ini.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun Anies Djaka Karyawan mengatakan jumlah kasus itu meningkat 100 persen lebih dibandingkan awal tahun lalu. Selama Januari 2021, pasien DBD tercatat tujuh orang.
"Jumlah kasusnya meningkat, salah satu faktornya karena cuaca ekstrem," ujar dia, Rabu, 5 Januari 2022.
BACA JUGA: Kasus DBD di Kabupaten Madiun Meningkat, Angka Kematian Turun
Kondisi cuaca yang berlangsung selama beberapa hari terakhir cepat berubah. Pada suatu ketika hujan turun deras. Kemudian berubah menjadi panas. Hal semacam ini dinilai mempercepat perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti. Sebab, banyak genangan air hujan di sejumlah tempat penampungan, misalnya kaleng bekas di pekarangan.
Nyamuk-nyamuk itu akhirnya beterbangan. Setelah mengigit orang yang terkena demam berdarah akan menyebarkan penyakit itu. Untuk mencegah penularannya, Anies menyarankan warga lebih intensif melakukan pemberantasan sarang nyamuk.
Selain itu, petugas di tempat pelayanan kesehatan menyiapkan diri untuk menangani pasien DBD yang diperkirakan membeludak seperti di RSUD Caruban.
BACA JUGA: 166 Kasus DBD di Kabupaten Probolinggo Selama Tahun 2021, Satu Diantaranya Meninggal
Sejumlah pasien demam di sana rela antre untuk masuk ruang perawatan. Mereka masih harus dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) lantaran ruang rawat inap di tempat pelayanan kesehatan itu penuh.
Direktur RSUD Caruban Farid Amirudin mengatakan kondisi seperti ini berlangsung sejak pertengahan Desember 2021. Ini berbarengan dengan meningkatnya jumlah pasien DBD yang dinilai sebagai dampak berlangsungnya musim hujan.
Selama dua pekan ini, ia menyatakan kapasitas ruang inap RSUD setempat sengaja ditambah. Di Ruang Cemara yang semula hanya memiliki 24 tempat tidur, kini bertambah menjadi 28 tempat tidur. Demikian halnya Ruang Palem, dari 12 menjadi 14 tempat tidur. "Semua terisi, termasuk yang bed tambahan," kata Farid.
