Selasa, 17 September 2019 04:17 UTC
PADAMKAN API. Proses pemadaman api yang membakar hutan dan lahan di Ponorogo. Foto: Ist
JATIMNET.COM, Ponorogo – Hutan dan lahan seluas 60,5 hektare di Ponorogo terbakar selama bulan Juni hingga awal September 2019. Kebakaran hutan ini menyasar kawasan hutan lindung.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, Setyo Budiono mengatakan, kawasan hutan lindung yang terbakar berada di hutan Gunung Kamping dengan luasan mencapai 3 hektare.
“Untuk hutan lindung ini kebetulan tanamannya juga jati dan kayu putih,” kata Setyo Budiono, Selasa 17 September 2019.
BACA JUGA: Kebakaran Hutan, Puluhan Ribu Warga Menderita ISPA
Setyo menjelaskan, selama ini kebakaran hutan yang ada di Ponorogo lebih banyak berada di hutan dan lahan yang tanamannya pohon jati. Sebab, daun jati yang lebar dan sudah kering membuat serasah daunnya sangat mudah terbakar.
“Meskipun yang terbakar adalah bagian serasah daun, harus tetap waspada,” terangnya.
Terlebih pada tahun 2018 yang lalu BPBD mencatat ada seluas 166,3 hektare hutan dan lahan terbakar di Ponorogo yang disebabkan karena faktor alam dan manusianya.
BACA JUGA: Kawasan Hutan Lereng Semeru Terbakar
Jika faktor alam terkait panasnya cuaca pada musim kemarau, faktor manusia terkadang ada beberapa masyarakat yang beranggapan dengan membakar lahan bisa digunakan untuk pupuk saat mereka kembali bercocok tanam di lahan hutan.
“Jika memang mau membakar serasah daun tolong dijaga agar tidak sampai merembet ke hutan,” pungkasnya.
