Kamis, 18 November 2021 03:00 UTC
BOZEM: Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat meninjau lokasi bozem yang ada di Lontar, Rabu 17 November 2021.
JATIMNET.COM, Surabaya - Hujan lebat yang terjadi pada Selasa 16 November 2021 menyebabkan genangan di beberapa titik di Kota Surabaya. Bahkan, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengaku banyak mendapatkan laporan dari beberapa LPMK, karena dia memang meminta kepada LPMK untuk menyampaikan berbagai masalah, terutama banjir di masing-masing wilayahnya.
“Alhamdulillah kemarin teman-teman LPMK sudah menyampaikan titik genangan di beberapa tempat. Ada di Lebak yang akhirnya harus membongkar Gapura, dan warga sendiri yang membongkar. Ada pula di Dukuh Setro yang akhirnya kita potong karena terlalu panjang dan kita cross,” kata Eri saat meninjau saluran di Kelurahan Babatan, Rabu 17 November 2021.
Kemudian untuk genangan di Lontar, ia memastikan sudah menemukan solusinya, yaitu akan membangun dua bozem di dua lokasi. Pertama di RW 4 Kelurahan Lontar. Nantinya, bozem ini akan diberi sepeda air dan akan ditata UMKM-nya. Bahkan, pengelolaannya akan dipasrahkan langsung kepada warga supaya agar dapat tambahan income dengan adanya bozem baru itu.
“Yang kedua kita akan bangun bozem di titiknya Pakuwon, di sisi selatan jembatan yang saya kunjungi tadi. Bahkan, nanti kita akan tinggikan jembatan yang ada di Jalan Lontar supaya saluran airnya lebih lancar. Saluran air ini akan nyambung ke utara hingga ke laut,” ia menjelaskan.
Baca Juga: Wisata di Bozem Medokan Sawah Surabaya Bakal Ditambah Track Sepeda hingga Gazebo
Sedangkan untuk luberan air di Danau Unesa Kampus Lidah Wetan, pihaknya memastikan bahwa pemkot sudah mulai membuat outlet untuk menyeberang crossing ke sisi timur, sehingga ketemulah dengan saluran Kali Makmur hingga ke Rolak.
“Ini sekarang bersama warga meninjau saluran di Babatan, karena katanya warga ada genangan, dan setelah didiskusikan, nanti kita akan buatkan saluran terbuka, supaya luberan airnya tidak tergenang,” ia mengungkapkan.
Eri menegaskan bahwa pihaknya ingin ada komunikasi antara pemerintah dengan warganya, bisa ke lurah atau camatnya. Dengan cara dikomunikasikan itu, ia berharap adanya perubahan perilaku, baik perubahan perilaku pemerintah kotanya maupun perubahan perilaku warganya, sehingga tujuan akhirnya bersama-sama menjaga Surabaya.
“Sekuat apapun pemerintahannya, kalau masyarakatnya tidak hebat, ya pasti banjir, tapi kalau masyarakat hebat, menjaga tidak buang sampah sembarangan, pasti tidak banjir karena kekuatan kita digotong-royongnya. Kita ini orang Surabaya yang terkenal dengan tepo selironya dan terkenal dengan gotong-royongnya, dan inilah yang akan saya hidupkan kembali,” ia menekankan.