Logo

DPRD Surabaya: Pembangunan Alun-Alun Suroboyo Tonggak Sejarah Kepemimpinan Risma

Reporter:,Editor:

Selasa, 03 September 2019 06:09 UTC

DPRD Surabaya: Pembangunan Alun-Alun Suroboyo Tonggak Sejarah Kepemimpinan Risma

Pengerjaan Alun-Alun Suroboyo. Foto:Dok

JATIMNET.COM, Surabaya – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Surabaya menyebut pembangunan Alun-Alun Suroboyo dijadikan tonggak sejarah kepemimpinan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini. Pasalnya pada 2020 mendatang periode kepemimpinannya akan berakhir.

Hal tersebut disampaikan anggota DPRD Kota Surabaya M Machmud saat ditemui di Gedung DPRD Surabaya. Dia melihat Risma layaknya wali kota terdahulu, seperti Sunarto Sumoprawiro di akhir masa jabatannya menggagas pembangunan Masjid  Al Akbar Surabaya (MAS). Bambang DH juga yang meninggalkan kenangan pembangunan RSUD Bhakti Darma Husada (BDH) dan Stadion Bung Tomo.

“Saya lihat ada kesan seperti itu, Bu Wali ingin menjadikan ini (Alun-Alun Suroboyo, red) sebagai tonggak sejarahnya, di samping yang lain-lain. Ini menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia memberikan itu. Dijadikan semacam kenang-kenangan, saya kira tidak masalah dan itu tujuannya bagus juga,” kata Machmud, Selasa 3 September 2019.

Ia menjelaskan sebelumnya Kota Surabaya sudah memiliki alun-alun, yakni Alun-Alun Contong. Tapi alun-alun tersebut sudah hilang dan berubah menjadi bangunan besar.

BACA JUGA: DPRD Imbau Pemkot agar Pengerjaan Alun-alun Tidak Molor

Sekarang pun namanya masih disebut Jalan Alun-Alun Contong, kata dia, selain alun-alun tersebut, Taman Surya Balai Kota Surabaya pun bisa disebut sebagai alun-alun di Kota Surabaya.

“Tapi ya Bu Risma ingin memberikan kenang-kenangan untuk warga Surabaya dengan ruang publik yang besar,” katanya.

Politisi Partai Demokrat ini mendorong agar pemkot segera menyelesaikan pembangunan alun-alun. “Meskipun proyek ini bersifat multi years, pemkot harus segera merampungkan dalam waktu dekat. Sehinggaa masyarakat bisa segera menikmati hasilnya,” ujar dia.

Dia menuturkan, konsep alun-alun yang berada di tengah kota ini bisa sebagai titik kegiatan kumpul dan ruang publik di dekat Balai Pemuda. Namun demikian, pihaknya juga mendorong Pemkot Surabaya agar mampu mengintegrasikan ruang publik itu menjadi kesatuan dengan beberapa jaringan tanpa mengurangi nilai ekonominya.

BACA JUGA: Penutupan Jalan Yos Sudarso Tak Berdampak Macet

"Akan tetapi yang paling penting adalah hadirnya alun-alun di tengah kota untuk mencukupi kebutuhan ruang untuk publik," papar dia.

Sementara itu, pemerhati tata kota Maztri Indrawanto mengatakan pembangunan Alun-alun Suroboyo di Jalan Yos Sudarso tersebut untuk penyediaan ruang publik dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Sebab, masyarakat bisa bersantai bersama keluarga dan warga lainnya. Sedangkan pelaku ekonomi bisa memanfaatkan dengan menjual berbagai produknya.

Jika sekarang ada penutupan jalan di sana, lanjut Maztri, itu merupakan dampak. “Jadi yang kita lihat adalah ke depannya. Sebab, jika nanti jadi maka akan menimbulkan dampak positif bagi masyarakat dan pelaku ekonomi,” kata alumni arsitektur ITS ini.

Terkait nama Alun-Alun Suroboyo memang cukup beda dengan alun-alun yang ada di daerah. Sebab, jika di Surabaya adalah penyebutan untuk ruang terbuka di sekitar Jalan Yos Sudarso. “Bagi saya tidak ada masalah dengan pemberian nama Alun-Alun Suroboyo,” kata dia.

BACA JUGA: Pemindahan Jaringan Utilitas di Yos Sudarso Surabaya Molor

Disinggung apakah pembangunan Alun-Alun  Suroboyo itu sebagai upaya wali Kota Tri Rismaharini memberikan kenangan atau karya monumental menjelang lengser? Ia mengatakan apa yang dilakukan Wali Kota Risma membangun Alun-Alun Suroboyo tidak lepas dari komitmen untuk memberdayakan masyarakat.

“Jadi saya melihatnya seperti itu,” kata Maztri.