Logo

DPRD Gresik Bersama KWG Belajar ke Malioboro Yogyakarta Tentang Penataan Kawasan Wisata

Tercetus Ide Penataan Kawasan Wisata Bandar Grissee Seperti Malioboro
Reporter:,Editor:

Sabtu, 18 March 2023 01:00 UTC

DPRD Gresik Bersama KWG Belajar ke Malioboro Yogyakarta Tentang Penataan Kawasan Wisata

Dari kiri, Ketua KWG Miftahul Arif, Wakil Ketua DPRD Gresik M. Nurhamim, Kadis Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti bersama UPT pengelolaan cagar budaya, dan perwakilan Disparekrafbudpora Gresik. Foto/Agus Salim.

JATIMNET.COM, Gresik - Komunitas Wartawan Gresik (KWG) bersama DPRD Gresik melakukan studi banding di Kota Yogyakarta, hasilnya tercetus ide dan wacana baru untuk penataan kawasan wisata di Bandar Grissee.

Kegiatan itu dihadiri langsung oleh Wakil Ketua DPRD Gresik Ahmad Nurhamim didampingi Sholihuddin dan Suberi, dengan dua pemateri dari UPT Pengelolaan Cagar Budaya dan Dinas Kebudayaan Yogyakarta. 

Wakil Ketua DPRD Gresik, Ahmad Nurhamim mengatakan, keberadaan Bandar Grisse di Jalan Basuki Rahmad diyakini bisa mendongkrak di bidang pariwisata dan juga perekonomian pemerintah daerah maupun masyarakat.

Menurut Nurhamim, Wakil Rakyat akan mengkaji pengembangan wisata berbasis budaya di Bandar Grisse, dengan memperhatikan penataan parkir dan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berada di kawasan wisata tersebut nantinya.

Baca Juga: KWG Persembahkan Tumpeng Raksasa Nasi Krawu di Hari Jadi Gresik 536 dan Pemkab Gresik 49

"Gresik punya kawasan istimewa yang menawarkan integrasi antar etnis di satu lingkungan, sehingga bisa dimanfaatkan seperti halnya Kawasan Malioboro," katanya saat dialog di salah satu kafe Kota Yogyakarta, Jumat 17 Maret 2013.

Lanjut Nurhamim, keberagaman masyarakat di wilayah itu (Bandar Grissee) memang bisa jadi contoh, sehingga tak salah pemerintah pusat menggelontorkan anggaran untuk penataan kawasan, untuk pihaknya belajar ke Yogyakarta.

Ditegaskan Nurhamim, study komparasi ini sangat penting dan perlu diadopsi sebab ada kesamaan antara Malioboro dengan Bandar Grissee, yakni dari segi Perspektif Histori, Potensi Ekonomi dan juga Managemen.

"Nanti hasil diskusi ini akan kami adopsi, sehingga studi komparasi ini ada hasil. Sehingga bisa benar-benar diaplikasikan oleh Pemeritnah Daerah nantinya" tukas Nurhamim berharap.

Baca Juga: Kolaborasi DPRD Gresik Dengan KWG Dorong Penataan PKL di Wisata Bandar Grissee

Sementara, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti, menambahkan kawasan Malioboro sudah ada sejak lama, namun dalam perkembangannya terdapat inovasi dalam pengelolaannya.

"Kawasan PKL dulunya berada di sekitar trotoar, kini ada tempat khusus (sentra). Awalnya sangat sulit, ada pro kontra namun kami berhasil melakukan. Kini trotoar benar-benar dimanfaatkan sebagai pedestrian," katanya.

Diungkapkan Yetti, pengelolaan Malioboro di bawah UPT Pengelolaan Cagar Budaya, Unit pelaksana tugas itu mempunyai wewenang dan tanggungjawab penuh, sebab penerapan sistemnya menjadi Badan Layanan Umum Daerah atau BLUD.

Baca Juga: Anggota DPR RI Ajak KWG Berkolaborasi Majukan Pendidikan

"Seperti pengaturan PKL, pedagang, pengamen, bahkan soal kebersihan dan keamanan dan pekerja kreatif lainya. Kami terus mengawasi sehingga bisa terkontrol. aktivitas seperti pengamen itu izin ke UPT," terangnya.

Ke depan, Yetti juga berharap ada kolaborasi yang dilakukan Pemkan Gresik dan Pemkot Yogyakarta, hal ini menjadi penting untuk menghasilkan ide dan gagasan baru dalam membangun pariwisata budaya.

"Tentu kami senang jika bisa kolaborasi bersama, dan kami siap datang ke Gresik untuk sama-sama belajar. Yogyakarta dan Gresik ada kesamaan, semoga ada kesamaan kesana," imbuhnya.

Baca Juga:Dialog Publik KWG DPRD Gresik Munculkan Komitmen Optimalisasi BUMD

Kesempatan yang sama, Ketua KWG Miftahul Arif menyebut selain berperan dalam mempromosikan keberhasilan daerah, KWG juga berkomitmen berkolaborasi dengan pemerintah daerah (eksekusi maupun legislatif).

"Seperti kegiatan kali ini, kami membuat program studi banding yang diharapkan ada manfaatnya untuk pengembangan pariwisata Gresik," tukasnya.

Miftahul menambahkan, kawasan bandar Grisse yang kebetulan didepan Kantor Balai Wartawan harus dimanfaatkan maksimal untuk menumbuhkan ekonomi sekitar, ia berharap Bandar Grissee bisa seperti Malioboro. (ADV/Inforial)