Minggu, 10 November 2019 12:01 UTC
Salah satu sekolah di Kota Mojokerto yang kondisinya memprihatinkan lantaran belum tersentuh rehabilitasi. Foto: Karina Norhadini.
JATIMNET.COM, Mojokerto – Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Mojokerti berencana mengevaluasi secara menyeluruh Gedung sekolah yang rusak. Begitu juga dengan rencana mengumpulkan seluruh operator data pokok pendidikan (dapodik) guna memperdalam pendataan kerusakan aset sekolah.
“Sebetulnya antisipasi sudah kami laksanakan sejak April lalu. Kami juga sudah sudah membentuk tim untuk menyisir semua sekolah,” kata Kepala Dispendik Kota Mojokerto Amin Wachid kepada Jatimnet.com, Minggu 10 November 2019.
Sejauh ini telah ditemukan 13 lembaga pendidikan negeri yang kondisi fisiknya rusak sedang. Jumlah itu meliputi TK Pembina Magersari; TK Pembina Prajurit Kulon; SDN Surodinawan; SDN Wates 1, 3, dan 4; SDN Miji 1, 2, dan 4; SDN Kedundung 1; SDN Kranggan 3, dan SDN Gedongan 1, serta SMPN 8 Kota Mojokerto.
BACA JUGA: Ambruk, Dua Korban Meninggal Tertimpa Atap Kelas SDN Gentong Pasuruan
“Sebetulnya semua sekolah jadi prioritas rehab. Tahun ini akan kami rehab jika ditemukan kerusakan. Alhamdulilah, sudah ada yang hampir selesai,” papar Mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Mojokerto itu.
Diketahui, bangunan fisik sekolah yang disentuh perbaikan dengan proyek serapan anggaran sebesar Rp 4 miliar seluruhnya bersumber dari dana APBD.
Amin mengatakan, sasaran perbaikan disesuaikan dengan kebutuhan sekolah masing-masing. Mulai dari sentuhan fisik di ruang kelas, perbaikan plafon, hingga merombak atap bangunan.
“Rata-rata kerusakan pada bangunan lama, jadi lebih banyak karena faktor usia, bukan konstruksi. Banyak kayu yang sudah lapuk karena termakan usia, atap mau ambrol, dan kondisi lain,” jelasnya.
BACA JUGA: Sebanyak 60 SDN di Ponorogo Bangunannya Rusak
Tak hanya itu, dalam waktu dekat pihaknya juga telah mengagendakan pengumpulan seluruh operator dapodik sekolah. Langkah ini untuk mengevaluasi serta memberikan pembekalan kepada 90 operator yang tersebar di SD maupun SMP.
Pria berdarah Madura itu menyatakan dispendik telah bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), bersama SMK Negeri 1 Kota Mojokerto, untuk melakukan pelatihan tentang pendataan aset sekolah yang mengalami kerusakan.
“Operator dapodik itu tidak hanya memasukkan data siswa dan guru, tapi termasuk aset sekolah. Selama dua hari nanti akan dibekali pelatihan tentang bagaimana menilai aset yang rusak,” ujarnya.