Sabtu, 20 November 2021 23:00 UTC
Luluk Ariyantiny (Pakai topi merah) mengikuti sesi foto bersama usai diarak keliling kota Situbondo. Foto: Hozaini
JATIMNET.COM, Situbondo - Luluk Ariyantiny, namanya menjadi buah bibir. Atlet Paralympic berusia 47 tahun itu sukses meraih tiga medali cabang olahraga tenis meja kursi roda di ajang Pekan Paralympic Nasional (Peparnas) XIV di Papua, beberapa waktu lalu.
Luluk, sapaan akrabnya, merupakan atlet asal Situbondo dan mewakili Provinsi Jawa Timur berlaga di kejuaraan peparnas. Tentu tidak mudah baginya bisa meraih tiga medali sekaligus dari tiga kategori berbeda. Perlu persiapan skill yang tinggi untuk bersaing dengan atlet wakil Provinsi lain.
“Kucinya disiplin berlatih. Saat pandemi Covid-19 saya tetap berlatih empat hari dalam seminggu. Selain mengasah kemampuan teknis, juga ingin tetap menjaga kondisi kesehatan tetap bugar dengan berolahraga,” katanya, Minggu, 21 November 2021.
Baca Juga: Atlet Paralympic Peraih Medali Emas PON Papua Ajak Masyarakat Disiplin Prokes
Menurut Luluk, selama pandemi dirinya memang membatasi berlatih di tempat keramaian. Ia memilih berlatih di rumah Tatok Hadiyanto (Atlet paralympic peraih medali emas Peparnas Papua) bersama tiga orang atlet lainnya dan pelatih. Selama latihan, Luluk mengaku tetap menjaga prokes karena khawatir terpapar Covid-19 dan tak bisa bertanding di Papua.
“Latihannya setiap hari mulai Senin sampai Kamis. Selama pandemi latihan dibatasi satu jam, karena sarana latihannya terbatas dan harus bergantian dengan tiga atlet lainnya,” kenangnya.
Kedisiplinan Luluk berlatih meski pandemi akhirnya berbuah manis. Luluk yang semula hanya ditarget satu medali perenggu, namun bisa meraih tiga medali, yaitu medali perak nomor tunggal kelas elit IV, medali perak nomor beregu kelas I-V dan medali perunggu nomor tunggal putri kelas nasional III-IV.
Baca Juga: Di Balik Kisah Disabilitas Mengais Rejeki di Tengah Pandemi
“Seorang atlet itu harus disiplin berlatih dalam kondisi apapun. Dengan latihan keras serta semangat yang tinggi akan menjadikan mental juara. Itu saya buktikan di Peparnas Papua,” ujarnya.
Ke depan, Luluk mengaku akan lebih giat lagi berlatih menyambut Peparnas VX di Provinsi Aceh. Luluk berharap keberhasilannya meraih tiga medali akan jadi inspirasi bagi difabel yang lain. Kedepan akan semakin banyak teman difabel asal Situbondo meneruskan jejaknya menjadi atlet di berbagai Cabor.

Luluk Ariyantiny (Pakai topi merah) mengikuti sesi foto bersama usai diarak keliling kota Situbondo. Foto: Hozaini
“Opsesi saya bisa meraih medali emas di Aceh. Setelah itu, saya akan fokus menggali potensi teman difabel yang memiliki bakat di dunia olahraga, karena saya berlatih keras untuk membuktikan bahwa difabel bisa berprestasi,” katanya.
Luluk Jadi Penggerak Vaksinasi Difabel
Ditengah kesibukannya mempersiapkan diri bertanding di ajang Peparnas Papua, Luluk masih tetap jadi penggerak n teman difabel ikut program vaksin. Maklum, Luluk adalah Ketua Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Situbondo.
Baca Juga: ASN Pemkab Situbondo Berlomba Ajak Lansia Vaksin Covid-19
Luluk mengatakan, selama beberapa bulan dirinya masuk Puslatda (Pusat Latihan Daerah) di Unesa Surabaya, ia tetap menggerakan difabel di Situbondo agar ikut vaksin. Setiap hari dirinya menginformasikan di mana saja tempat vaksin, termasuk saat vaksinasi massal bagi difabel di Mapolres Situbondo.
“Awalnya banyak teman difabel tidak mau divaksin karena takut. Mereka mulai ikut vaksin setelah saya sendiri vaksin duluan. Saat itu sengaja saya foto kemudian di unggah di WAG organisasi PPDI Situbondo,” terangnya.
Saat mengikuti Puslatda penyebaran Covid-19 sedang tinggi. Para atlet yang sedang mengikuti pemusatan latihan diminta menerapkan prokes ketat termasuk tidak boleh sembarangan menerima tamu. Saat di Puslatda Luluk malah sempat sakit dengan gejala mirip Covid-19. Namun setelah tes PCR hasilnya negatif.
Baca Juga: Pekerjakan Penyandang Disabilitas, Perusahaan PT KOSME Dapat Apresiasi dari Wagub Emil
“Dari sini saya tambah yakin dan bersemangat mengajak teman difabel segera vaksin. Saya memastikan bahwa vaksin akan menambah kekebalan untuk menangkal Covid-19,” tuturnya.
Saat ini, kata Luluk, semua difabel yang aktif di PPDI sudah semuanya selesai divaksin. Ada beberapa tidak bisa divaksin karena memiliki riwayat penyakit bawaan seperti asma. Oleh karena itu, Luluk mengimbau masyarakat Situbondo agar ikut vaksin agar tak mudah terpapar Covid-19.
“Alhamdulillah, semua difabel sudah divaksin. Saya melalui organisasi PPDI akan membantu pemerintah mensukses program vaksin hingga mencapai 70 persen di Situbondo,” pungkasnya.