Senin, 04 November 2024 03:00 UTC
Petugas Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan melakukan pelayanan penyuntikan sapi di Lamongan. Foto: Zuditya Saputra
JATIMNET.COM, Lamongan – Setelah dihadapkan dengan musim kemarau kini tiba saatnya memasuki musim penghujan. Meski musim ini dinanti banyak orang khususnya petani, tapi pancaroba memiliki dampak negatif bagi hewan ternak.
"Hal itu dikarenakan saat peralihan musim, hewan ternak seperti sapi, domba, kmbing, dan ayam memiliki kerentanan terserang penyakit," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan Shofia Nurhayati, Senin, 4 November 2024.
Shofia menjelaskan ada beberapa faktor yang mengakibatkan hewan ternak terserang penyakit saat pancaroba, di antaranya makanan.
Biasanya di peralihan musim dari kemarau ke musim penghujan itu akan ada tumbuh rumput-rumput muda segar.
"Rumput muda itu yang berbahaya jika diberikan kepada ternak karena kandungan kaliumnya yang tinggi akan menyebabkan kembung hewan ternak," katanya.
BACA: Gagal Panen, Petani di Lamongan Jual Hewan Ternak dan Barang Berharga
Selain itu, pada peralihan musim, hewan ternak juga mengalami penurunan imun sehingga muda terserang penyakit terutama penyakit Bovine Ephemeral Fever (BEF). Hewan ternak akan mengalami demam tiga hari dengan gejala tidak mau makan, lemas, dan suhu tubuh hewan panas.
"Kalau penyakit ini tidak disertai dengan penyakit lain, maka tidak apa-apa. Tetapi, biasanya ada penyakit lain, seperti cacingan dan lainnya itu yang akan memperparah," katanya.
Selain itu, agar hewan ternak tidak terserang penyakit, kata Shofia, saat pemberian pakan tidak diperbolehkan dilakukan perubahan secara total. Misalnya, biasanya pemberian pakan menggunakan jerami, maka komposisinya yakni jerami 75 persen dan rumput 25 persen.
Tidak hanya itu, hewan ternak juga tidak diperbolehkan sampai kehujanan dan untuk kandang hewan diharapkan atapnya lebih tinggi agar sirkulasi udara juga dapat terjaga.
BACA: Cuaca Ekstrem di Musim Pancaroba, BPBD Banyuwangi Pangkas Dahan Pohon
"Kalau untuk unggas komersial pakannya harus stabil, pemberian vitamin selama tiga hari melalui air minum dan dikasih (diberi) air putih, juga vaksinasi ND dan AI," katanya.
Untuk menyikapi hal ini, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan melakukan program Liberasi (Lima Menit Berhenti, Komunikasi Memberikan Edukasi).
"Jadi, setelah memberikan pelayanan, entah suntik maupun lainnya kepada hewan, maka petugas kami akan berhenti sejenak, memberikan edukasi kepada peternak seperti terkait bagaimana beternak yang baik dan benar, jika terdapat kendala bagaimana cara mengatasinya," ujarnya.
Adapun jumlah populasi sapi di Lamongan mencapai 90 ribu ekor, sementara populasi kambing dan domba mencapai 200 ribu ekor, untuk ayam broiler sekitar 20 ribu ekor.