Minggu, 16 June 2019 06:06 UTC
Ilustrasi makanan cepat saji. Foto: Edward Franklin (Unsplash)
JATIMNET.COM, Surabaya - Mengonsumsi secara teratur makanan cepat saji seperti burger, kentang goreng, dan minuman ringan bisa meningkatkan risiko demensia. Apalagi jika kurang olahraga. Mereka juga lebih rentan terhadap diabetes tipe 2 dan penurunan fungsi otak.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh tim dari Australian National University, orang saat ini makan ekstra 650 kalori lebih banyak per hari dibandingkan 50 tahun yang lalu.
Peneliti utama Prof. Nicolas Cherbuin seperti dilansir dari Medicaldaily.com, Sabtu 15 Juni 2019 mengatakan kebiasaan makan orang yang tidak sehat dan kurang olahraga teratur membuat mereka berisiko tinggi terkena diabetes tipe 2.
BACA JUGA: Cari Obat-obatan Baru, Peneliti Beralih ke Laut
Gaya hidup yang tidak sehat juga dikaitkan dengan kemunduran fungsi otak. Penelitian sebelumnya menunjukkan, bahwa kemunduran otak terjadi secara perlahan. Penelitian mereka juga menunjukkan bahwa prosesnya semakin cepat karena pilihan gaya hidup yang tidak sehat.
Dia mengklaim bahwa orang yang makan terlalu banyak dan kurang berolahraga untuk membakar kalori, sangat mungkin menderita demensia dan tanda-tanda lain dari masalah kognitif seperti penyusutan otak.
Apa itu Demensia?
Demensia adalah istilah umum untuk serangkaian gejala yang terkait dengan penurunan daya ingat atau keterampilan kognitif lainnya yang mengakibatkan ketidakmampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari, sesuai situs web Asosiasi Alzheimer.
BACA JUGA: Berikut Delapan Fakta tentang Penyakit Kanker Darah
Mereka yang menderita demensia menderita kehilangan ingatan jangka pendek, mengalami kesulitan mengingat. Mereka gampang lupa ketika meletakkan sesuatu.
Demensia disebabkan oleh kerusakan sel-sel otak dan mengganggu sel-sel otak untuk berkomunikasi satu sama lain. Ini menghasilkan disorientasi dan mempengaruhi perilaku, perasaan dan keterampilan berpikir.
Demensia vaskular dan Alzheimer adalah dua bentuk demensia yang paling umum. Kedua hal ini secara signifikan memengaruhi daya ingat dan jarang terjadi pada mereka yang berusia di bawah 65 tahun.
Cherbuin, bagaimanapun, mengklaim bahwa orang yang dites pada usia 60 sudah pada tahap lanjut demensia bahwa pengobatan "sedikit terlambat."
BACA JUGA: 90 Persen Perokok Berisiko Menderita Penyakit
Dengan demikian, para peneliti menyarankan bahwa orang harus didorong untuk mengamati gaya hidup sehat dan menghindari yang dapat dicegah sepert kerusakan otak, dengan makanan yang baik dan olahraga teratur.
Cherbuin juga menyoroti jumlah tambahan kalori yang dikonsumsi orang per hari saat ini. Artinya, orang makan lebih banyak pilihan makanan yang tidak sehat seperti makanan cepat saji daripada yang sehat.
Ini membuat orang mendapatkan lebih sedikit nutrisi dan lebih banyak kalori, membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit seperti demensia.