Logo

Didera Pandemi 2 Tahun, Isak Tangis Keluarga Pembesuk WBP di Lapas Mojokerto

Reporter:,Editor:

Selasa, 12 July 2022 11:40 UTC

Didera Pandemi 2 Tahun, Isak Tangis Keluarga Pembesuk WBP di Lapas Mojokerto

Suasana pertemuan keluarga narapidana atau lebih dikenal warga binaan pemasyarakatan usai isak tangis, karena sudah lama tidak bisa bertemu. Foto: Karin

 

JATIMNET.COM, Mojokerto - Dua tahun lebih pandemi Covid-19 melanda Indonesia, hingga membuat ditiadakannnya besukan tatap muka keluarga dengan narapidana Warga Binaan Pemasyarakat (WBP) di lembaga pemasyarakatan (Lapas). Tak terkecuali Lapas Klas IIB Mojokerto.

Namun, hari ini, Selasa, 12 Juli 2022 kegiatan besukan kembali dimulai. Meski masih dua hari dalam sepekan saja, dan pembesuk harus sudah mendapatkan vaksin booster.

Hal ini membuat, ratusan pembesuk warga binaan menyambut dengan sukacita. Suasana haru tergambar disetiap raut wajah antara warga binaan yang tak pernah berjumpa selama pandemi mewabah.

Alfira warga Mojosari ini salah satunya, ia tak kuasa menahan air mata saat bisa kembali bertemu putranya yang harus mendekam dalam prodeo karena tersandung kasus narkoba.

Baca Juga: Sembilan Napi Kasus Narkoba di Lapas I Madiun Dilayar ke Nusakambangan

Dirinya mengaku, sangat bersyukur kembali dibukanya layanan kunjungan tatap muka terbatas ini. Pasalnya, hampir dua tahun lebih tidak bisa bertemu dengan anak semata wayangnya.

Kunjungan perdananya ini, ia tak lupa membawa makanan dan roti kesukaan anaknya itu. "Ya seneng banget bisa bertemu lagi dengan anak saya, dan ini dapat menjadi pengobat rindu bagi warga binaan dengan keluarga. Selama ini hanya bisa telepon dan videocall saja," ujarnya.

Sementara, Kalapas Klas IIB Mojokerto Dedy Cahyadi, menyebutkan, untuk dapat berkunjung, keluarga warga binaan harus daftar secara online, dan memenuhi protokol kesehatan yang ketat serta harus sudah di vaksin tiga kali atau boster.

Baca Juga: Rutan Surabaya Over Kapasitas, 46 Napi Dipindah ke Lapas Lamongan

"Tapi kalau ada yang belum memenuhi persyaratan vaksin tiga kali atau boster dengan alasan sakit atau sebagainya, Lapas juga menyediakan fasilitas rapid antigen," katanya.

Dedy menjelaskan, dalam layanan kunjungan tatap muka terbatas secara serentak di Jawa Timur ini, setidaknya ada 120 keluarga warga binaan yang menjenguk sanak saudaranya setelah hampir dua tahun tidak bertemu.

"Sistemnya kita bagi sesi agar tidak terjadi penumpukan, persesi berisi 20-30 pengunjung. Masing-masing warga binaan hanya bisa di jenguk satu kali selama satu pekan," ia membeberkan.

"Kita berharap dengan kembali dibukanya pelayanan kunjungan tatap muka antara keluarga dan warga lapas ini, bisa mengobati kerinduan karena hampir tiga tahun mereka tidak bertemu," ia memungkasi.