Senin, 22 June 2020 03:00 UTC

IKAN DEWA. Dianggap mempunyai mitos kuat, ikan sengkaring atau ikan dewa dilepas liarkan di sungai Mojokerto.
JATIMNET.COM, Mojokerto - Puluhan ikan Sengkaring yang sudah mengalami kelangkaan atau biasa dikenal masyarakat setempat ikan Dewa, dilepas liarkan relawan di aliran Kali Kedung Bunder yang memiliki arus deras di Dusun Sumberbendo, Desa Candiwatu, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Minggu, 21 Juni 2020, sore.
Puluhan relawan yang tergabung dari Welirang Community, Tagana Kabupaten Mojokerto, penghobi mancing casting, dan LPBI NU sengaja melepaskan ikan yang didapat dari penangkaran di Dusun Wonokerto, Desa Warugunung, Kabupaten Pacet nyatanya juga memiliki sejumlah mitos, maupun legenda Majapahit dibeberapa daerah di Jawa Timur.
Seperti diungkapkan, salah satu relawan, Syaiful anam (44), bahwasanya ikan yang memiliki ukuran maksimal mencapai 50 sentimeter saat dewasa tersebut, saat ini hanya berada di lokasi-lokasi yang dianggap keramat seperti sendang atau mata air Banyu Biru di Kabupaten Pasuruan, dan mata air Rambut Monte di Kabupaten Blitar.
"Sejak tahun 1995 sudah tidak terlihat lagi Ikan ini, zaman dulu ayah saya juga bercerita banyak tentang ikan namanya ikan Sengkaling. Tetapi ketika saya sudah besar mencari ikan itu sudah tidak ada lagi, kata ayah saya zaman saya masih kecil masih ada di wilayah Pacet dan Trawas," katanya di sela usai melepaskan puluhan ikan Sengkaling berusia tiga bulan dengan ukuran tiga sampai lima sentimeter.
BACA JUGA: Covid-19, Komunitas Pekerja Industri Gelar Simulasi Resepsi Pernikahan Sambut New Normal
Dia mengungkapkan, ikan sengkaring ini juga ada di sungai Kromong ke atas sampai Cangar, terus Kali Pikatan Dusun Merasih, Desa Kemiri, dan petirtaan Jolotundo Trawas. Sengaja melepaskan ikan yang hidupnya di aliran deras, dan memiliki harga jual cukup tinggi per kilogramnya tersebut dalam rangka melestarikan keberadaan ikan yang dianggap memiliki mitos kuat terkait Majapahit di kawasan Pacet maupun Trawas.
Sebab sampai saat ini, tak ada satu pun penampakkan dari keberadaan ikan yang memiliki nama latin Genus Tor dan Neolissochilus, di perairan wilayah Pacet dan Trawas. Ikan yang biasa dipanggil warga setempat ikan Dewa ini, dalam bahasa internasional disebut Mahseer yang merupakan ikan family Cyprinidae dan tersebar luas di Asia Selatan sampai ke Indonesia Barat.
"Kita mendapatkan benihnya, harganya perkilogram Rp 850 ribu kita cari itu, terus kita beli dan lepaskan. Kalau harga jual ikan dewasa per kilo mencapai Rp 1 juta. Tapi kita menginginkan ikan itu lestari lagi didaerah Pacet ini, terlebih sifat dari ikan ini kan memang di air yang bening dengan arus deras kemudian ditambah lagi sedikit sejarah Majapahit," papar Anam.
Bahkan disejumlah daerah, ikan Sengkaring memiliki sebutan Kancera Bodas (Sunda), Mangur atau Lempon (Jawa Tengah), Semah (Kalimantan dan Sumatra). Tak hanya itu, kepunahan ikan penuh misteri ini tak lain dikarenakan masa perkembangannya yang sangat sulit, dan sangat lambat.
BACA JUGA: Komunitas MASTER Kritik Carut Marut Penanganan Covid -19
Yakni dalam jangka waktu lima tahun untuk mencapai berat 1 kilogram. Belum lagi kondisi aliran sungai yang sudah tercemar oleh sampah rumah tangga, maupun limbah.
"Sifat ikan melawan arus, berkoloni, menyukai air bening, makannya pun lumut makanya dibilang ikan suci juga. Hanya saja perkembangannya memang sangat lambat, satu kali bertelur mencapai 1000, sayangnya tingkat kegagalan juga mencapai 30 persen dalam satu penangkaran. Otomatis yang berhasil hidup hanya 300 sampai maksimal 500 ekor," terangnya.
Sementara itu, Nuruddiyan (48) salah satu relawan yang juga pemerhati lingkungan di Kabupaten Mojokerto, menjelaskan, kesempatan hidup ikan Dewa ini sendiri lebih banyak memiliki kesempatan hidup dipenangkaran, dibandingkan alam terbuka.
Untuk itu, pihaknya berharap agar masyarakat khususnya generasi sekarang maupun anak cucu nanti masih bisa melihat dan menyaksikan ikan endemi pegunungan lokal tersebut sudah bisa ditemukan kembali.
BACA JUGA: Komunitas Banyuwangi Berkebun Reboisasi dengan 1.000 Bibit Sawo Kecik
Sebelumnya, aliran sungai yang memiliki lebar enam meter menuju DAS Kromong Dua terpilih sebagai lokasi pelepas liaran ikan langka endemi tersebut, sudah diswakakan sehingga bersih dari upaya meracuni ikan dan penyetruman.
"Bagi teman-teman yang memcari ikan di sungai khususnya di sungai sini. Disamping menyetrum dan meracuni ikan itu melanggar undang-undang saya sangat berharap bagi yang memancing dan memdapatkan ikan ini, mohon dirilis kembali demi keberlangsungan dari ikan Sengkaring ini," harapnya.
