Sabtu, 26 January 2019 03:38 UTC
Presiden Joko Widodo dalam acara penyerahan setrtifikat hak atas tanah di Tangerang Selatan. Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden
JATIMNET.COM, Tangerang - Penyerahan 40.172 sertifikat hak atas tanah untuk warga Kota Tangerang Selatan, Jumat 25 Januari 2019 diwarnai dialog kocak antara Presiden Joko widodo dan seorang warga penerima sertifikat.
Berawal ketika Jokowi memberikan pesan apabila penerima sertifikat ingin menjadikan sebagai agunan ke bank agar tidak digunakan untuk hal-hal yang kurang produktif.
Sebaliknya, penyerahan sertifikat yang dilangsungkan di Skadron 21/Sena, Pusat Penerbangan Angkatan Darat, Tangerang Selatan, bahwa pinjaman dari bank sebaiknya digunakan sebagai modal usaha untuk meningkatkan ekonomi.
"Masukkan ke bank, dapat Rp 300 juta, yang Rp 150 juta besoknya dibelikan mobil. Hati-hati, jangan seperti itu. Mobilnya baru, itu hanya enam bulan gagahnya," kata Presiden.
BACA JUGA: Remisi Pembunuh Jurnalis, Jokowi Akan Digelari Musuh Kebebasan Pers
Namun, tak lama kemudian, seorang penerima sertifikat yang diminta maju oleh Presiden mengaku memiliki rencana untuk mengagunkan sertifikatnya dan membeli mobil.
Hal itu disampaikan Sinaran Parigi, penerima sertifikat asal Pamulang, ketika ditanyakan oleh Presiden.
"Sekarang sertifikatnya sudah jadi, mau dipakai untuk apa?" tanya Presiden.
"Rencana mau nge-Grab, Pak," jawabnya.
"Mau nge-Grab itu gimana? Hubungannya apa?" tanya Presiden penasaran.
"Maksudnya ini sertifikat disekolahkan untuk beli mobil. Terus nge-Grab," ucap Sinaran.
Mendengar penuturan itu, Kepala Negara segera paham bahwa si penerima sertifikat tersebut ingin menjalani profesi sebagai pengemudi transportasi daring.
Melalui pinjaman yang diperoleh dari menggadaikan sertifikatnya, Sinaran bermaksud untuk membeli mobil dan menjalankan usaha.
"Nah ini boleh. Beli mobil seperti itu tapi untuk mendapatkan income, bukan untuk gagah-gagahan. Betul, boleh kalau begitu," ujar Presiden.
Meski demikian, Kepala Negara mencoba mencari tahu apakah niatan tersebut sudah didasari dengan perhitungan yang matang. Sinaran kemudian menyatakan bahwa dirinya sudah melakukan perhitungan dan sanggup untuk melakukan pengembalian pinjaman dalam kurun waktu 4 hingga 5 tahun.
"Nah ini, jadi kalau mau pinjam ke bank itu sudah mengerti kapan akan selesai. Harus menghitung, jangan tanpa hitung-hitungan tahu-tahu ke bank enggak ada kalkulasi," tandasnya.
