Logo

Deteksi Suhu Tubuh Tinggi Indikasi Covid-19, Mahasiswa Ciptakan Kamera Thermal Descotin

Reporter:,Editor:

Selasa, 09 June 2020 05:30 UTC

Deteksi Suhu Tubuh Tinggi Indikasi Covid-19, Mahasiswa Ciptakan Kamera Thermal Descotin

DESCOTIN. Tiga mahasiswa di Surabaya membuat inovasi untuk deteksi suhu tubuh tinggi indikasi Covid-19, yakni bernama Thermal Descotin

JATIMNET.COM, Surabaya - Tim Mata Covid yang terdiri tiga mahasiswa teknik komputer Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) membuat sebuah inovasi produk di bidang teknologi, untuk menekan angka penyebaran Covid-19 di Indonesia.

Ketiganya adalah Muhammad Alan Nur sebagai ketua tim, Pravasta Caraka Bramastagiri dan Eva Rahmadanti anggota tim. Mereka diketahui membuat sebuah produk inovasi Descotin (Deteksi Suhu untuk Covid-19) berupa kamera thermal yang mampu memantau suhu tubuh pada setiap orang yang melintas di depan kamera.

Muhammad Alan Nur mengatakan, dirinya pernah mengalami kejadian saat pengecekan suhu tubuh menggunakan thermo gun yang tidak akurat.

“Saat itu, suhu tubuh yang terdeteksi sangat tidak akurat, di mana hasilnya menunjukkan angka error 32 derajat celsius, sedangkan suhu normal manusia antara 36 - 37 derajat celsius. Dan pada saat itu juga terjadi penumpukan antrian yang menyebabkan beberapa orang tidak melakukan physical distancing," kata Alan, Senin 8 Juni 2020.

BACA JUGA: Warga Surabaya Antusias Tes Covid-19, Persentase Reaktif Cukup Tinggi

Dari permasalahan tersebut, ketiga mahasiswa ini kemudian menciptakan Descotin. Alan menjelaskan, alat tersebut dapat memantau suhu tubuh tinggi setiap orang yang melintas di depan kamera, sesuai dengan indikasi gejala Covid-19.

“Descotin juga dapat melakukan capturing orang yang memiliki suhu tubuh diatas 38 derajat celcius berupa gambar dan wajahnya, untuk selanjutnya memberikan early warning system secara otomatis kepada petugas keamanan yang berjaga, apabila terdapat seseorang yang memiliki suhu tubuh diatas normal," ia menjelaskan.

Terintegrasi dengan aplikasi manajemen informasi berbasis website, di mana di dalam website tersebut nantinya dapat mengatur system Descotin, seperti menambahkan kamera baru untuk diintegrasikan ke website, menambahkan lokasi dimana kamera diinstall, dan terdapat riwayat hasil capturing kamera thermal ketika mendeteksi suhu tubuh tinggi.

"Rencananya, Descotin ini akan diimplementasikan di sejumlah instansi pada Agustus mendatang," ia menuturkan.

Ketiga mahasiswa ini berharap, kedepannya produk ini dapat mengidentifikasi orang yang mempunyai riwayat seperti lokasi terakhir dikunjungi, informasi KTP atau informasi dan data yang terintegrasi langsung ke database instansi terkait.