
Reporter
Restu C WidariRabu, 11 Mei 2022 - 09:40
Editor
Ishomuddin
PEMERIKSAAN HEWAN. Dokter hewan mengecek kesehatan sapi untuk mendeteksi PMK di Kecamatan Pakal, Surabaya, Rabu, 11 Mei 2022. Foto: Humas Pemkot Surabaya
JATIMNET.COM, Surabaya – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya melakukan antisipasi terhadap penularan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hewan ternak di Kota Pahlawan. Sejak Senin 9 Mei 2022 telah diterjunkan para dokter hewan untuk melakukan pemeriksaan atau pengecekan di beberapa lokasi peternakan.
Pada pengecekan hewan ternak di Kecamatan Pakal, Surabaya, pada Rabu, 11 Mei 2022, terdapat delapan ekor sapi ternak yang dinyatakan sehat setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan kesehatan. Petugas melakukan pengecekan suhu, kondisi sapi, hingga pemberian vitamin serta antibiotik yang disuntikan di bagian leher sapi.
Dokter hewan DKPP Kota Surabaya Rizal Maulana Ishaq mengatakan terdapat beberapa tahapan dalam pemeriksaan kewaspadaan PMK. Pertama, ia melihat keadaan sapi terlebih dahulu. Apakah sapi sedang dalam posisi berdiri atau sedang duduk. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan pada daerah sekitar mulut.
"Kalau daerah sekitar mulut tidak ada bercak-bercak merah seperti luka yang mengeluarkan darah, maka hewan tersebut masuk dalam kategori aman atau hewan sehat," kata Rizal.
BACA JUGA: Mentan Pastikan PMK Pada Ternak Tidak Menular ke Manusia
Pemeriksaan kedua dilanjutkan pada bagian yang sama pada daerah sekitar mulut, apakah mengeluarkan busa atau tidak. Sebab, hewan yang telah terjangkit PMK akan sering mengeluarkan air liur. Hal ini dikarenakan hewan yang terjangkit tidak memiliki nafsu makan.
"Maka menyebabkan suasana dari tubuhnya asam, jadi mengeluarkan liur yang cukup banyak dan sapi-sapi yang diperiksa hari ini tidak ada tanda-tanda tersebut," ia mengungkapkan.
Dan pemeriksaan ketiga dilakukan pada tubuh bagian bawah atau di bagian kaki sapi. Dokter hewan akan melihat apakah terdapat luka atau tidak. Jika tidak terdapat luka, maka sapi tersebut masuk dalam kategori aman atau sehat. Hanya saja, terdapat dua ekor sapi yang kedapatan memiliki luka pada bagian kaki.
"Tapi saat kita cek, luka ini diakibatkan goresan paving, biasanya setelah posisi duduk ke posisi berdiri rawan terjadi goresan. Tetapi secara keseluruhan, semua sapi yang kita cek dinyatakan sehat," ia menerangkan.
Untuk sapi-sapi yang sehat diberikan suntikan vitamin. Sedangkan untuk beberapa sapi yang mengalami luka atau goresan diberikan suntik vitamin dan suntik antibiotik untuk mempercepat pengeringan luka.
"Secara keseluruhan, delapan sapi milik peternak dinyatakan sehat. Hanya tinggal menunggu lukanya segera kering," ia menuturkan.
BACA JUGA: RPH Surabaya Tolak Sementara Hewan Ternak dari Empat Kabupaten Suspect PMK
Di sisi lain, ia juga mengimbau kepada para peternak yang ada di Surabaya untuk tidak membeli hewan ternak dari daerah yang sudah terkonfirmasi positif wabah PMK. Bahkan, para peternak diharapkan juga harus berhati-hati terhadap peternak lain yang sering bertamu ke kandang ternak miliknya. Sebab, penularan wabah PMK adalah dari udara dan sangat besar kemungkinan cepat terjadi penyebaran penularan, yakni sekitar 90-100 persen.
"Jadi kalau ada orang lain keluar masuk ke kandang, jangan lupa disemprot disinfektan. Jika sudah bertemu dengan orang lain di kandang ternak tetangga dan hendak masuk ke kandangnya sendiri, disarankan untuk mengganti pakaian terlebih dahulu dan harus meningkatkan sanitasi atau kebersihan kandangnya," ia menjelaskan.
Rizal mengatakan di Surabaya terdapat kasus suspect PMK dan langsung ditindaklanjuti Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) dan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur untuk dilakukan pengambilan sampel.
"Kita menunggu hasilnya selama tiga hari, semoga hasilnya negatif," ia menandaskan.
Kegiatan pemeriksaan atau pengecekan ini dilakukan untuk memastikan kesehatan hewan ternak di Surabaya. Para peternak kambing, domba, dan sapi yang sudah terdata resmi akan langsung dilakukan pemeriksaan secara bergiliran. Total untuk jumlah populasi kambing dan domba di Kota Pahlawan 1.500 ekor dan populasi sapi 350 ekor.
"PMK sama sekali bukan penyakit zoonosis dan tidak menular kepada manusia. Maka masyarakat dipersilakan untuk makan daging dan dipastikan aman," ia menegaskan.
BACA JUGA: Hewan Ternak di Pasar Pahing Ponorogo Disidak, Begini Hasilnya
Sementara itu, pemilik peternakan yang telah dilakukan pemeriksaan kesehatan di Kecamatan Pakal, Suyatno, mengucapkan terima kepada tim dokter hewan dari DKPP Kota Surabaya.
"Tadi sudah diperiksa dokter, saya berterima kasih banyak kepada tim dokter memeriksa hewan ternak kami, yakni sapi yang ada di Pakal Surabaya," kata Suyatno.
Melalui kegiatan pemeriksaan kewaspadaan wabah PMK ini, ia bersyukur karena delapan sapi ternak miliknya telah dinyatakan sehat.
"Khususnya di tempat saya, tidak ditemukan penyakit yang berbahaya seperti wabah PMK dan dipastikan hewan ternak saya sehat semua," ia mengungkapkan.
Untuk langkah antisipasi berikutnya, Suyatno mengatakan telah memiliki manajemen perawatan yang cukup baik. Mulai dari memberikan makanan yang cukup bernutrisi dan meningkatkan kebersihan kandang.
"Untuk masyarakat tidak perlu khawatir untuk mengonsumsi daging sapi. Kami juga berharap menjelang momen Hari Raya Iduladha, pemerintah bisa memastikan hewan ternak yang berada di Jawa Timur dalam kondisi sehat," katanya.