Jumat, 12 October 2018 23:00 UTC

Moslem Fashion Festival mengusung konsep Khalifah untuk dijadikan trend mode busana muslim. FOTO: Afiyah Romadhoni.
JATIMNET.COM, Surabaya – Dunia fesyen tidak ada batas dalam menciptakan inovasi dan kreasi. Moslem Fashion Festival yang digelar 12-14 Oktober 2018 misalnya. Desainer Lita Berlianti mampu menarik perhatian pengunjung Royal Plaza Surabaya, Jumat 12 Oktober 2018.
Lita Berlianti memamerkan karyanya dengan mengusung konsep Khalifah. Dia sengaja mengambil konsep ini untuk menyindir para pemimpin Indonesia agar senantiasa meniru kepemimpinan Rasulullah Muhammad SAW.
Dalam menuangkan karyanya,a ada permainan warna yang cukup berani. Dia menuangkan warna yang seolah-olah menggambarkan sifat Nabi terakhir umat Islam itu. Dia mencontohkan sifat sidiq atau benar (digambarkan seolah-olah warna putih), amanah atau dapat dipercaya (warna biru dan mint), dan fathonah atau cerdas (warna abu-abu atau silver).
“Saya sengaja membuat konsep ini, agar kita dan para pemimpin Indonesia dapat teringat bagaimana menjadi pemimpin yang baik. Sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah Muhammad SAW,” ucap Lita.
Kreasi tersebut dipamerkan dalam MFF 2018 dengan tema Neo Moda. Artinya menggambarkan batas antara virtual reality dengan realitas hidup keseharian yang semakin kecil. Konsep seperti memadupadankan dunia manusia dengan robot, yang akan menjadi tren di masa depan.
Untuk menyesuaikan tema tersebut, Lita mengatakan akan tetap menggunakan kain Wastra Nusantara, yang merupakan kain tradisional Nusantara. Lita menjelaskan detail desain yang ditampilkan di acara ini memiliki bahan utama kain sutra bulu dari Garut.
Sedikitnya ada delapan desain yang menggunakan kain sutra Garut tersebut, yang dikombinasikan dengan kain duchess, organsa, satin crepe, dan brokat bermotif geometris. Sedangkan dominasi warnanya adalah putih, silver, bronze, mint dan biru.
Adapun detail desain yang ingin ditonjolkan terletak pada bagian bahu dan pergelangan tangan, yang menjadi detail unik. Karena didesain salat friendly, jadi hanya menurunkan bagian telapaknya ke bawah, sehingga punggung tangan pemakai langsung tertutup dan bisa dipakai salat.
Lita ingin menampilkan desain yang membuat pemakainya (wanit) terlihat tegar dan energik. Desainer sekaligus ketua panitia MFF 2018 ini berharap lewat acara ini, Indonesia menjadi negara yang dapat menyumbangkan desain fesyen futuristik.
