Logo

DB Marak, Permintaan Trombosit Di Tulungagung Meningkat

Reporter:

Senin, 11 February 2019 06:24 UTC

DB Marak, Permintaan Trombosit Di Tulungagung Meningkat

Ilustrasi

JATIMNET.COM, Surabaya – Volume permintaan trombosit di Unit Darah PMI Tulungangung Jawa Timur mencapai 486 kantong sepanjang Januari 2019. Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat dibandingkan lima bulan di akhir 2018. Peningkatan trombosit dipicu meningkatnya kasus Demam Berdarah (DB) selama dua bulan terakhir.

"Ada lonjakan hingga dua kali lipat," kata Kepala UDD PMI Tulungagung dr Rukmi 10 Februari 2019.

Berdasarkan data yang ada, jumlah permintaan sel darah merah atau trombosit selama lima bulan di akhir 2018 rata- rata sekitar 300an kantong. Bulan Agustus sebanyak 301 kantong, September sebanyak 303 kantong , Oktober sebanyak 261 kantong, November sebanyak 338 kantong dan Desember sebanyak 347 kantong.

Permintaan trombosit sempat turun pada Oktober namun kemudian terus bertambah hingga mencapai puncaknya pada Januari 2019 dengan permintaan mencapai 486 kantong.

BACA JUGA: Tulungagung Belum Tetapkan KLB Demam Berdarah

Meskipun dia berharap permintaan segera turun di bulan Februari, namun PMI Tulungagung tetap mengantisipasi tingginya permintaan dengan menyiapkan sediaan trombosit. Upayanya antara lain berkomunikasi via media sosial dengan para pendonor darah.

“ Setiap hari selalu dilaporkan keadaan persediaan darah di PMI pada para pendonor, sehingga kalau persediaan menipis para pendonor datang untuk mendonorkan darahnya dan kami langsung dapat memisahkan trombositnya," katanya.

Rukmi menuturkan, stok ketersediaan trombosit di PMI Tulungagung saat ini untuk golongan darah A sebanyak 12 kantong, golongan darah B sebanyak lima kantong, golongan darah 0 sebanyak empat kantong dan golongan darah AB sebanyak satu kantong.

Persediaan trombosit tidak sebanyak persediaan darah karena usia trombosit yang relatif lebih singkat, yakni hanya mampu bertahan lima hari. Sedangkan persediaan darah bisa bertahan hingga 36 hari. " Karena itu, persediaan trombosit tidak terlalu banyak karena lebih lima hari sudah kedaluarsa dan harus dibuang," tuturnya.

BACA JUGA: Gejala Demam Berdarah Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Sementara kebutuhan trombosit dari pasien DB di Tulungagung cukup tinggi. Jumlah penderita penyakit DBD di Tulungagung termasuk yang tertinggi di Jawa Timur. Pada Januari tercatat jumlah penderita DBD sebanyak 257 penderita dan tiga penderita di antaranya meninggal dunia. Jumlah penderita penyakit DBD di Tulungagung menempati ranking kedua setelah Kabupaten Kediri.

Permintaan trombosit tidak hanya dari pasien DB saja, namun juga penyakit lainnya seperti kanker. Selain itu PMI Tulungagung juga melayani permintaan dari kota dan kabupaten sekitar seperti dari Trenggalek dan Blitar. "Permintaan trombosit tidak melulu untuk pasien penyakit DBD tetapi juga bisa pasien penyakit lain seperti pasien penderita penyakit kanker. Jadi trombosit untuk berbagai penyakit, tidak hanya DBD," katanya. (Ant)