Logo

Cermati! Berikut Tips Sukses Magang Anti “Zonk” Untuk Mahasiswa Kampus Merdeka

Reporter:,Editor:

Selasa, 18 January 2022 23:00 UTC

Cermati! Berikut Tips Sukses Magang Anti “Zonk” Untuk Mahasiswa Kampus Merdeka

Dosen Universitas Trunojoyo Wahyudi Agustiono

JATIMNET.COM, Surabaya - Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) memberikan hak belajar 3 semester di luar program studi kepada mahasiswa, termasuk kesempatan untuk magang.

Namun, Dosen Universitas Trunojoyo Wahyudi Agustiono mengungkapkan bahwa memilih tempat magang bisa menjadi tantangan tersendiri. Pasalnya, terkadang ada mahasiswa yang magang di tempat tidak layak atau digaji minim.

Ada pula kasus dimana mahasiswa juga tidak memperoleh ilmu dari proses magang karena hanya ditugaskan sebagai tukang fotokopi. Sehingga kualitas lulusan magang tidak sesuai dengan capaian pembelajaran yang diharapkan kampus.

“Untuk mendapatkan nilai dan hasil kegiatan yang bermanfaat, perguruan tinggi perlu bekerjasama atau memilih tempat magang yang tepat. Jangan di tempat-tempat yang zonk (tidak bonafit)! Sehingga, output yang didapatkan saat di tempat magang tersebut bisa seimbang,” kata Wahyudi, Selasa 18 Januari 2022.

Baca Juga: Ditjen Dikti Sosialisasikan Kampus Merdeka Lewat Roadshow

Ia pun membagikan sejumlah tips bagi civitas akademika untuk menyusun kurikulum dan rancangan pembelajaran semester di era Kampus Merdeka yang baik dalam rangka menyukseskan magang para mahasiswa.

Pertama, agar program MBKM di perguruan tinggi bisa berjalan dengan lancar, maka dosen perlu berperan dalam menyiapkan kegiatan mahasiswa yang relevan. Misalnya, mengarahkan agar magang sesuai dengan keilmuan yang dipelajari di kampus, atau sesuai dengan minat dan bakat mahasiswa.

Jangan sampai, magang dilakukan mahasiswa hanya sekedar untuk ikut-ikutan. Karena magang sebagai pelatihan kerja, adalah kegiatan yang cukup panjang dan melelahkan. Selain itu, magang tidak hanya bertujuan untuk cari uang, namun juga memperoleh ilmu dan kesempatan praktek lapangan.

“Terdapat delapan program MBKM, termasuk magang, yang diberikan sebagai hak kepada mahasiswa untuk memilih program tersebut. Namun tentunya kampus dan dosen perlu menyertai dengan arahan yang terbaik. Misalnya mahasiswa Teknik Informatika, kita arahkan untuk magang di bidang pemrograman,” ia menegaskan.

Baca Juga: Dukungan Pemerintah Indonesia Terhadap Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka Terus Bergulir

Kemudian, kesuksesan dalam belajar ketika magang juga dipengaruhi oleh industri tempat mahasiswa bekerja itu sendiri. Ketika kampus dan mahasiswa berhasil memilih perusahaan bonafit.

Didefinisikan sebagai perusahaan yang telah mapan secara proses kerja dan keuangan, serta memiliki legalitas yang jelas, maka perusahaan tersebut bisa menghadirkan pembelajaran dalam magang yang baik. Selain itu, perusahaan yang bonafit juga akan mampu untuk memberikan uang saku kepada mahasiswa sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Di sini lah peran penting kampus dan mahasiswa untuk melakukan filter dan seleksi mitra industri. Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi juga sudah memiliki kerjasama resmi Magang Merdeka dengan ratusan industri yang bisa jadi pilihan para mahasiswa untuk magang. Sehingga yang dijadikan lokasi magang para mahasiswa bukan tempat abal-abal.

“Misalnya ketika saya menyusun kerjasama magang Kampus Merdeka, saya mempelajari dulu seputar proses bisnis dan peluang belajarnya. Bahkan aturan seputar gaji magang itu tertulis dalam perjanjian kerjasama. Jadi, pilih mitra magang dengan sebaik-baiknya,” ia mengingatkan.

Baca Juga: Empat Kebijakan Kampus Merdeka, Ini Kata Mendikbud Nadiem

Perlu diingat, program MBKM merupakan salah satu program baru di dunia pendidikan di Indonesia. Sehingga persiapan di tingkat kampus menjadi sangat penting.

Kampus perlu memberi panduan yang jelas kepada mahasiswa apa yang perlu dilakukan, apa yang tidak, bagaimana proses penilaiannya, diakui sebagai berapa kredit semester (SKS), serta bagaimana pelaporannya ke Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDDikti).

Selain itu, panduan kurikulum MBKM diharapkan dapat terus dikembangkan kampus. Karena sebagai program baru, tentu ada banyak tantangan dan pelajaran selama proses pelaksanaan.

Langkah terbaik dalam penyusunan panduan ini menurut Wahyudi, adalah musyawarah dan penggunaan fasilitas online seperti sistem akademik berbasis awan (Siakadcloud). Sehingga pelaporan dan pengambilan keputusan dapat dilakukan secara otomatis dan berbasis data.

“Dalam beberapa kasus, ada kampus tidak rela jika magang mahasiswa selama beberapa bulan, terlebih lagi di tempat magang yang tidak tepat, dikonversi (diberi nilai) sejumlah 20 SKS. Hal ini sangat wajar, karena memang setiap kebutuhan program studi berbeda, sehingga baiknya dimusyawarahkan dan diambil keputusan berbasis data yang telah dihimpun secara otomatis dan integrasi ketika menggunakan Siakadcloud,” ia memaparkan.