Selasa, 13 October 2020 07:00 UTC
PELAJAR: Para pelajar terlihat dari belakang saat ikut melakukan aksi unjukrasa di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jalan Gubernur Jawa Timur, Kamis 8 Oktober 2020. Foto: Bruriy.
JATIMNET.COM, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melihat ada pola yang sama dalam demontrasi penolakan Undang-undang Cipta Kerja yang digelar di sejumlah daerah di Indonesia, pekan kemarin. Seruan ajakan siswa SMA/SMK untuk turut turun aksi mewarnai sejumlah daerah, termasuk di Jatim.
"Kejadian dengan mengarahkan dalam tanda petik, anak-anak SMA/SMK hampir 70 persen ini kok sepertinya merata. Di Jakarta juga begitu, Jawa Barat juga begitu, Jawa Tengah juga begitu. Kemudian Medan, Sulawesi Selatan kok sepertinya sama," kata Khofifah di sela audeinsi secara virtual dengan kepala sekolah di Gedung Negara Grahadi, Selasa 13 Oktober 2020.
Namun, kata dia, justru para siswa SMA/SMK ini tidak banyak yang paham tentang esensi saat melakukan aksi demo. Ketika ada yang lempar-lemparan, membakar, dan merobohkan pagar, mereka pun hanya ikut-ikutan saja.
BACA JUGA: Demo Tolak Cipta Kerja di Depan Grahadi Surabaya Ricuh
Sebab itu, Khofifah menginstruksikan kepala sekolah untuk menghentikan keterlibatan siswa SMA/SMK, untuk ikut aksi massa menolak Undang-undang Cipta Kerja. Mantan menteri sosial itu meminta kepala sekolah melakukan dua pendekatan, melalui wali murid dan siswa.
Para komite, kata dia, sekolah diajak ikut mencari solusi dalam mengawasi dan mengarahkan orang tua siswa untuk membimbing langsung agar tidak melakukan aksi lagi. "Tolong disampaikan ke anak-anak pasti komite sekolah punya grup WhatsApp," tegasnya.
Selain mengajak bicara para komite sekolah, Khofifah juga mendorong sekolah melakukan pendekatan kepada melalui OSIS. "Sampaikan ke mereka untuk menyampaikan pesan kebaikan kepada teman-temannya," tuturnya.
BACA JUGA: Massa Aksi Demo di Depan Gedung Negara Grahadi Surabaya Bakar Properti
Khofifah melihat pendekatan teman sebaya melalui OSIS ini efektif dalam memberi pengertian agar tidak kembali turun kejalan melakukan aksi. Bahasa yang digunakan juga sama, karena usianya sama. "Dengan diksi ala milenial. Saya rasa mereka bisa sampaikan pesan-pesan itu," tandasnya.
Sementara untuk mensosialisasikan Undang-undang Cipta Kerja, Khofifah mengaku telah meminta Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Wahid Wahyudi untuk mengirimkan copy dari keterangan pemerintah. Diharapkan banyak yang mengerti tentang detail undang-undang tersebut.
"Tapi paling tidak penjelasan umum dari Kemenko perekonomian nanti saya minta kepala dindik kirimlah bisa WA. Tidaak usah email juga bisa," tandasnya.