Kamis, 06 February 2020 02:04 UTC
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat memberikan keterangan mengenai gangster di kotanya. Foto: Restu
JATIMNET.COM, Surabaya - Mendengar maraknya gangster yang berkeliaran di Kota Pahlawan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan memantau kamera CCTV yang sudah tersebar dan melakukan patroli secara intensif bersama kepolisian
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyampaikan, pemkot sudah melakukan beberapa langkah untuk mencegah terjadinya gangster itu. Salah satunya dengan memasang kamera face recognition yang dapat mendeteksi wajah seseorang.
"Kami sudah pasang kamera face recognition. Jadi, nanti kalau sudah ditangkap tidak ada lagi yang ngeles bahwa saya tidak ikut di situ (gangster), karena ini juga sudah tersambung dengan kependudukan,” kata Risma panggilan akrabnya saat di rumah dinas, Jalan Sedap Malam, Surabaya, Rabu 5 Februari 2020.
BACA JUGA: Risma Minta Warga Surabaya Maafkan Pemilik Akun Penghina Dirinya
Risma memastikan bahwa Pemkot Surabaya dengan pihak kepolisian akan rutin menggelar patrol gabungan. Bahkan, nanti apabila kamera pemkot menangkap sesuatu atau wajah pelaku gangster akan langsung diserahkan kepada pihak kepolisian. "Sudah kita attack, kalau kita menemukan apa, kita langsung laporan ke Polres,” tegasnya.
Sementara, terkait keinginan Bonek (supporter Persebaya) yang ingin ikut serta menghalau para gangster, Risma melarangnya. Bahkan, wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu meminta para Bonek untuk percaya kepada pihak kepolisian.
Apalagi pihak kepolisian itu sudah dilengkapi senjata lengkap ketika bertugas menghalau para gangster. "Jangan lah, nanti kalau ada apa-apa yang rugi nanti keluarganya. Percayalah kepada petugas kepolisian, kita juga akan rutin melakukan patrol,” ujarnya.
BACA JUGA: Memaafkan Tidak Cabut Laporan, Praktisi Hukum: Risma Kurang Bijaksana
Bahkan Risma sendiri mengaku, dirinya tidak bisa melakukan intervensi untuk membantu para gangster yang ketangkap pihak kepolisian. "Kalau sudah seperti ini, saya sudah serahkan ke kepolisian. Kalau kemarinnya saya masih bisa intervensi, tapi sekarang saya tidak akan intervensi lagi, karena kalian tidak nurut,” katanya.
Presiden UCLG Aspac ini juga memastikan bahwa saat ini pihaknya sudah memiliki data seluruh anak Surabaya, baik wajahnya maupun sidik jarinya. Sebab, pemkot sudah melakukan pendataan sejak 2019 silam, sehingga kalau ketangkap kamera, maka akan sangat mudah untuk diketahui identitasnya.
"Tolong nanti anak-anak tidak menyalahkan siapa pun, itu resikonya macam-macam. Ada tahanan anak, ada yang dikeluarkan sekolah. Kita juga sering keliling ke sekolah-sekolah untuk melakukan intervensi, tapi ini kan pengaruhnya dari luar, jadi ya begini,” katanya.