Jumat, 06 September 2019 03:22 UTC
KAPKES: Mahasiswa Untag Surabaya Bikin Inovasi Kapal Pendeteksi Kedalaman Sungai dan diperagakan di saluran depan Gedung Graha Wiyata Untag Surabaya. Foto: Khoirotul Lathifiyah
JATIMNET.COM, Surabaya – Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya Nico Efendy Saputra membuat Kapal Pendeteksi Kedalaman Sungai (Kapkes). Inovasi ini mempermudah masyarakat dalam memantau kondisi kedalaman sungai. Salah satu fungsinya untuk memprediksi akan terjadinya luapan air sungai.
Mahasiswa prodi Teknologi Listrik Fakultas Vokasi ini menyampaikan inovasi ini dibuat karena adanya bencana banjir saat musim hujan tiba.
“Biasanya luapan air ini disebabkan karena di dalam sungai dipenuhi tanah atau bahan lain yang harus dibersihkan atau dikeruk,” kata Nico asal Madiun di Untag Surabaya, Kamis 5 September 2019.
BACA JUGA: Taman Safari Kenalkan Papan Partikel dari Kotoran Gajah di SMAN 18 Surabaya
Sambil meletakkan kapal berukuran 68 cm dan dengan lebar 24 cm di saluran depan Gedung Graha Wiyata Untag Surabaya, Nico menjelaskan Kapkes merupakan purwarupa sistem yang menggunakan dua transceiver, yang terletak pada kapal dan remot kontrol kapal.
Kapal yang dibuat dari serat fiber dilengkapi sensor sonar MB7066 pada bagian belakang. Letaknya berada di antara baling-baling dengan posisi sensor mengarah ke dasar sungai.
“Nah nanti hasil sensor akan dikirim melalui modul nrf24101 yang ada di kapal, lalu dikirimkan ke remot kontrol,” kata dia.
BACA JUGA: Ganti Status, STIKOM Berubah Jadi Universitas Dinamika
Remot kontrol yang berukuran 2x16 cm dilengkapi layar LCDnya. Sehingga operator mudah melihat hasil pengukuran yang dilakukan Kapkes.
Ia mengaku membutuhkan waktu selama tiga bulan dalam menyelesaikan Kapkes. Ia juga telah melakukan uji coba di beberapa sungai dan juga kolam renang. Hasilnya menyebutkan bahwa akurasi pengukuran kedalaman sungai dipengaruhi oleh warna air dan ada tidaknya gelombang air.
“Nah inovasi saya, karena menggunakan sensor sonar, masih kurang maksimal. Sehingga dibutuhkan metode khusus untuk mengatasi riak gelombang permukaan air agar merekam data dengan akurat,” kata Nico.
BACA JUGA: Mahasiswa Stikom Ciptakan Alat Deteksi Banjir Digital
Dosen Pembimbing Inovasi Kapkes, Totok Dewantoro menyampaikan jika Kapkes akan memudahkan masyarakat menentukan pengerukan dan pembersihan sungai.
“Biasanya orang-orang akan melihat kedalaman sungai dan kapan waktunya untuk dikeruk secara manual. Dan rata-rata alat yang ada selama ini hanya mengukur permukaan, bukan kedalaman,” katanya.
Menurutnya, jika sungai yang akan dikeruk dengan skala kecil seperti tambak akan lebih mudah dengan deteksi secara manual. Tapi kalau sungai seperti Brantas akan membutuhkan waktu lama dan relatif susah.
BACA JUGA: Mahasiswi STIE Perbanas Bikin Masker Rambut Berbahan Alami
Ia menjelaskan inovasi ini bisa digunakan untuk kedinasan atau perusahaan. Hal ini karena untuk mendapatkan alat yang bagus membutuhkan biaya yang cukup besar.
“Agar lebih simpel, nantinya inovasi ini tidak dalam bentuk kapal, tapi alat kecil yang ditempatkan di tepi sungai, dan hasilnya akan ditampilkan di samping sungai,” kata Totok.
Ia berharap inovasi Kapkes bisa dikembangkan lantaran sensor sonar masih memiliki kekurangan. Salah satunya Kapkes hanya bisa mendeteksi kedalaman maksimal satu meter.