Jumat, 14 March 2025 03:00 UTC
Istri presiden keempat Republik Indonesia Abdurrahman Wahid, Dr. (HC) Nyai Hj. Sinta Nuriyah Wahid menggelar buka bersama lintas elemen bangsa di Banyuwangi. FOTO: Pemkab Banyuwangi)
JATIMNET.COM, Banyuwangi - Istri presiden keempat Republik Indonesia Abdurrahman Wahid, Dr. (HC) Nyai Hj. Sinta Nuriyah Wahid menggelar buka bersama (bukber) lintas elemen bangsa, Kamis, 13 Maret 2025.
Dalam kegiatan yang berlangsung di Pendopo Shaba Swagata Blambangan, Banyuwangi, ia menyerukan pentingnya solidaritas kebangsaan di tengah kehidupan.
“Puasa ini tidak semata ibadah kepada Allah SWT, tapi juga menekankan pentingnya solidaritas kebangsaan,” ujar perempuan kelahiran Jombang 1948 ini.
“Semua masyarakat tanpa pandang bulu. Suku apa saja, agama apa saja, profesi apa saja harus saling tolong menolong sebagai sesama umat manusia, sebagai sesama anak bangsa,” lanjutnya di hadapan peserta pertemuan dari lintas latar belakang tersebut.
BACA: Nasi Liwet Warnai Bukber Kapolres Mojokerto dan Awak Media
Sejumlah jajaran Forkompimda Banyuwangi turut hadir dalam buka bersama tersebut. Mereka adalah Bupati Ipuk Fiestiandani, Wakil Bupati Mujiono, anggota DPRD Banyuwangi Makrifatul Kamilah, Wakil Kapolresta Banyuwangi dan sejumlah perwakilan Forkopimda lainnya.
Tokoh agama lintas iman juga tampak hadir. Mulai dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Banyuwangi, PCNU Banyuwangi, Muhammadiyah, LDII, Tri Dharma, FKUB, Walubi dan sejumlah perwakilan ormas keagamaan lainnya.
Menariknya, buka bersama itu juga diikuti oleh para pelaku layanan publik garis depan. Seperti petugas kebersihan dan juru parkir. Mereka berbaur bersama dengan tukang becak dan komunitas masyarakat lainnya.
“Saya telah keliling lebih dari 30 tahun. Rutin tiap Ramadan. Menyapa semua lapisan masyarakat. Bahkan, para pengamen sampai pemulung,” ujar istri mendiang Gus Dur itu.
BACA: 8 Pasangan di Lamongan Ajukan Dispensasi Nikah, 4 Disetujui
Beberapa kali acara tersebut digelar di Banyuwangi. Tahun kemarin dilaksanakan di salah satu pura dan sahur bersama di desa pinggiran hutan. “Cukup sering saya di Banyuwangi,” terangnya.
Sementara itu, Ipuk Fiestiandani mengapresiasi kehadiran Sinta Nuriyah ke Banyuwangi. “Sungguh, kami sangat bahagia di Banyuwangi mendapatkan perhatian dari Bu Nyai. Ini menjadi spirit bagi kami semua,” ungkapnya.
Banyuwangi, lanjut Ipuk, berusaha untuk terus memberikan pelayanan inklusif bagi semua kalangan. Desentralisasi pelayanan publik untuk menjangkau seluruh masyarakat, digitalisasi untuk mempermudah akses hingga penguatan ketahanan sosial lainnya.
“Segmentasi perempuan dan keluarga juga menjadi perhatian kami. Kami menyiapkan ruang rindu sebagai ruang konsultasi bagi perempuan, penanganan stanting hingga ibu hamil resiko tinggi,” jelas Ipuk