Selasa, 01 July 2025 10:00 UTC
Kepala BPS Kabupaten Gresik Indriya Purwaningsih tengah memaparkan hasil catatan nya terkait tingkat inflasi di kabupaten tersebut. Foto: BPS Gresik.
JATIMNET.COM, Gresik – Kabupaten Gresik tercatat sebagai daerah dengan tingkat inflasi tahunan terendah se-Jawa Timur (Jatim).
Badan Pusat Statistik (BPS) Gresik mencatat laju inflasi tahunan (Year-on-Year/YoY) daerah tersebut pada Juni 2025 sebesar 1,44 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,74.
Kepala BPS Gresik Indriya Purwaningsih mengatakan bahwa inflasi ini masih dalam batas aman dan terkendali meski terdapat gejolak harga di beberapa komoditas pangan.
"Secara keseluruhan laju inflasi Gresik masih berada di bawah target inflasi nasional sebesar 2,5 persen, plus minus 1 persen," ujar Indriya dalam keterangan tertulisnya, Selasa 1 Juli 2025..
BACA: Berhasil Tekan Inflasi, Banyuwangi Raih Tiga Besar TPID Berkinerja Terbaik di Jawa Timur
Menurutnya, inflasi tahunan disebabkan oleh kenaikan harga di sebagian besar kelompok pengeluaran, terutama pada komoditas makanan, minuman dan tembakau, beras, cabai rawit, bawang merah, minyak goreng, dan santan jadi.
Sektor kesehatan mengalami inflasi tahunan tertinggi yakni 7,97 persen. Penyumbang utamanya adalah kenaikan tarif layanan kesehatan seperti rumah sakit, dokter umum, dan dokter spesialis.
Secara bulanan (Month-to-Month/M-to-M, Gresik mencatat inflasi sebesar 0,48 persen. Komoditas penyumbang utamanya adalah bawang merah sebanyak 13,61 persen.
Kemudian, cabai rawit (38,64 persen), dan beras (2,08%) yang mengalami lonjakan harga akibat terganggunya distribusi dan belum meratanya musim panen di seluruh wilayahkecamatan.
Situasi ini turut dipengaruhi oleh aksi demonstrasi sopir truk ODOL (over dimension over load) yang berdampak pada distribusi pangan antardaerah.
BACA: Kendalikan Inflasi, Ning Ita Meresmikan Pracangan TPID di Lima Kelurahan di Kota Mojokerto
Faktor lainnya adalah fluktuasi harga Bahan Bakar Mesin (BBM) nonsubsidi yang mengalami penurunan namun belum cukup menahan laju inflasi.
"Gresik saat ini berada di fase awal musim tanam padi, sementara panen raya belum merata. Hal ini turut memicu kenaikan harga beras di pasaran," tambah Indriya.
Inflasi tahun kalender (Year-to-Date/Y-to-D) hingga Juni 2025 tercatat sebesar 0,95 persen atau masih lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
BPS juga mencatat bahwa komoditas seperti ikan mujair, daging ayam ras, udang basah, dan bensin menjadi penahan inflasi dengan tren harga yang cenderung menurun.
Sebagai penutup, Indriya menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menjaga stabilitas harga dan memperkuat ketahanan pangan.
“Kami mengimbau pemerintah daerah dan seluruh stakeholder untuk terus memantau dinamika harga, khususnya menjelang semester dua agar inflasi tetap terkendali,” pungkasnya.