Kamis, 19 December 2019 06:23 UTC
WASPADAI BENCANA. Angin puting beliung yang terjadi di Jolotundo, Kabupaten Mojokerto Agustus lalu layak untuk terus diwaspadai lantaran wilayah tersebut rawan bencana alam di musim hujan. Foto: Dok Jatimnet.com
JATIMNET.COM, Mojokerto – Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Mojokerto menyebut wilayahnya berisiko bencana banjir, tanah longsor, angin puting beliung, kekeringan, kebakaran hutan maupun lahan, serta erupsi gunung berapi di musim hujan.
Kepala BPBD Kabupaten Mojokerto Moch Zaini menyebutkan berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tahun 2013, sebesar 164 atau masuk kategori tinggi.
“Penanggulangan bencana sistemnya tidak cukup dengan reaktif. Paradigma itu harus diubah menjadi proaktif. Artinya kebencanaaan saat ini menjadi urusan bersama baik pemerintah maupun masyarakat,” kata Zaini.
Diterangkan Zaini, upaya lepas dari bencana sebesar 50 persen adalah diri sendiri. Itu sebabnya pihaknya berupaya memberi pembekalan penanggulangan bencana kepada masyarakat.
BACA JUGA: Puting Beliung Tumbangkan Pohon dan Rusakkan Rumah di Mojokerto
Dalam setahun terakhir ini bencana alam yang melanda Kabupaten Mojokerti antara lain kebakaran hutan, puting beliung yang menyebabkan pohon tumbang dan kerusakan rumah, serta banjir.
Plt Bupati Mojokerto Pungkasiadi menyambut baik ajakan BPBD untuk terlibat kebencanaan. Selain itu, Pemkab Mojokerto telah mem-plot anggaran untuk penanganan bencana di wilayahnya.
“Kami mencoba menyiapkan semuanya (upaya penanggulangan), mulai dari desa tangguh hingga keluarga tangguh untuk penanganan bencana secara mandiri,” kata Pungkasiadi.
Berkaitan dengan anggaran pihaknya sudah menyusun termasuk bantuan dampak kerusakan bencana besar yang menyebabkan kerusakan bangunan. Termasuk bantuan tak terduga dan bantuan yang sudah direncanakan dalam bentuk bansos melalui dinas sosial.
BACA JUGA: Kebakaran Hutan di Gunung Welirang Diduga Akibat Ulah Pemburu Liar
Saat ini Kabupaten Mojokerto bekerja sama dengan LPH Pasuruan membuat inovasi mitigasi pencegahan bencana tanah longsor. Kerja sama ini merupakan yang pertama di Jatim untuk mengantisipasi risiko bencana alam yang lebih besar.
Bentuk kerja sama itu adalah penanaman 7.000 rumput vetiver di lahan seluas 30 hektar, khusunya di wilayah Desa Duyung, Kecamatan Trawas.
Vetiver atau rumput wangi adalah sejenis rumput yang memiliki akar sepanjang 2-5 m dibawah tanah. Tanaman ini mempunyai banyak manfaat antara lain dapat memperbaiki kualitas tanah dan air sehingga dapat mencegah longsor, banjir dan erosi. Vetiver dapat ditanaman di tebing tinggi untuk mengurangi longsor.
