Logo

Serunya Karapan Sapeh Jepang di Probolinggo

Menjaga Silaturahmi Antarpetani Sekaligus Hiburan Warga
Reporter:,Editor:

Sabtu, 27 December 2025 02:00 UTC

Serunya Karapan Sapeh Jepang di Probolinggo

Dua petani Probolinggo saat memacu sapeh Jepang atau traktor di area persawahan Desa Jangur, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo. Foto: Zulafif.

JATIMNET.COM, Probolinggo - Petani di Kabupaten Probolinggo memiliki cara tersendiri untuk menjaga silaturahmi, sekaligus menghibur diri di sela-sela kesibukannya memproduksi padi.

‎Salah satunya melalui ajang ketangkasan balap traktor pembajak sawah yang lebih dikenal dengan sebutan Karapan Sapeh Jepang. Istilah tersebut digunakan karena traktor yang dikendarai dalam lomba merupakan produksi Jepang.

‎Tradisi unik yang kembali digelar ini mampu menyedot perhatian ratusan warga. Mereka berbondong-bondong datang ke area persawahan Desa Jangur, Kecamatan Sumberasih. Ada yang sekadar menonton dan ikut berlomba karapan traktor ini.

Sorak-sorai penonton membuat suasana semakin meriah di antara peserta lomba yang tengah berjibaku dengan lumpur. Peserta yang juga berasal dari desa sekitar juga harus memacu mesin traktor pembajak buatan Jepang. Hal inilah yang membedakan karapan pada umumnya, yakni menggunakan sapi.

Dalam event kali ini, panitia menyiapkan dua unit traktor yang digunakan secara bergantian untuk menaklukkan lintasan sawah basah sepanjang 110 meter.

‎Sebelum lomba dimulai, teknisi terlebih dahulu melakukan pengecekan menyeluruh terhadap kondisi traktor. Pemeriksaan meliputi mesin, bahan bakar, hingga sistem pengereman.

‎Menariknya, lomba balap traktor tidak hanya mengandalkan kecepatan mesin. Peserta dituntut memiliki keterampilan dan keseimbangan tinggi dalam mengendalikan traktor yang melaju di atas lumpur licin.

‎Dalam perlombaan, peserta harus menempuh sirkuit persawahan secara pulang-pergi. Peserta yang berhasil mencapai garis finis dengan waktu tercepat tanpa melanggar aturan dinyatakan sebagai pemenang.

‎Muhammad Arif, salah seorang peserta mengatakan bahwa Karapan Sapeh Jepang bukan sekadar ajang perlombaan, tapi juga pengukur kekompakan petani.

‎“Karapan sapeh Jepang ini menjadi ajang silaturahmi antarpetani. Bahkan pesertanya tidak hanya dari Desa Jangur, tetapi juga dari desa lain,” ujarnya, Jumat, 26 Desember 2025.

‎Hal senada disampaikan Lotvi, Kepala Desa Jangur. Menurutnya, kegiatan ini sudah menjadi tradisi petani Jangur dan mampu mempererat kebersamaan.

“Kegiatan ini sangat positif, selain hiburan juga memperkuat hubungan antarpetani,” katanya.

‎Pemerintah daerah berencana menggelar Karapan Sapeh Jepang dalam skala lebih luas dengan memperebutkan Piala Bupati Probolinggo.

Rencana itu sebagai upaya melestarikan tradisi, sekaligus memperkenalkan potensi budaya petani lokal kepada masyarakat luas.