Logo

Kebakaran Hutan di Gunung Welirang Diduga Akibat Ulah Pemburu Liar

Reporter:,Editor:

Jumat, 04 October 2019 00:35 UTC

Kebakaran Hutan di Gunung Welirang Diduga Akibat Ulah Pemburu Liar

SUMBER API. Seorang relawan pemadam kebakaran hutan di lereng Gunung Welirang memperlihat temuan bangkai rusa. Dari tempat inilah diperkirakan api muncul pertama kali. Foto: IST.

JATIMNET.COM, Mojokerto – Kepala UPT Taman Hutan Raya Raden Soerjo, Ahmad Wahyudi, memperkirakan penyebab kebakaran ratusan hektare lahan di Lereng Gunung Welirang Mojokerto berasal dari ulah pemburu liar satwa.

Pemburu liar itu diduga sengaja membakar lahan agar satwa keluar sarang. "Awal kebakaran diduga dari (aksi) pemburu rusa,” katanya, Kamis 3 Oktober 2019.

Dugaan itu diperkuat temuan bangkai rusa dan botol gas portabel yang biasa dimanfaatkan sebagai bakar saat memasak.

BACA JUGA: Relawan Kesulitan Padamkan Kebakaran Hutan dan Lahan Welirang

Koordinator Komunitas Pemuda Pecinta Alam Claket (Komppack) Ali Mahmud Utomo, juga relawan pemadam kebakaran hutan, mengatakan benda-benda itu ditemukan di ketinggian 2 ribu meter di atas permukaan laut pada Minggu, 30 September 2019. “Ada juga bungkus makanan di sekitar bangkai satwa itu,” katanya.

Kebakaran hutan di lereng Gunung Welirang berlangsung sejak Minggu. Api dilaporkan muncul dari Blok Patok Wesi dan menjalar hingga Blok Plorotran Desa Cembor Kecamatan Pacet dan wilayah Trawas. Seluas 100-150 hektare lahan hangus terbakar dalam peristiwa itu.

Jatimnet.com mencoba menelusuri perkiraan sumber lokasi sumber api. Berbekal foto bergambar seorang yang memperlihatkan temuan bangkai satwa dan dilengkapi titik koordinat, penelusuran dilakukan dengan bantuan Google Map.

BACA JUGA: 60 Hektare Lahan di Lereng Semeru Hangus Terbakar

Ahmad mengatakan tiupan angin kencang dan pepohonan kering pada musim kemarau dikhawatirkan memperluar wilayah yang terbakar. “Angin yang cukup kencang dan banyaknya bahan bakar alami membuat api sulit dipadamkan sejak terbakar," kata Ahmad.

Saat ini, ia melanjutkan, api bahkan menjalar hingga ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut. Sehingga ia kian khawatir kebakaran merambah lokasi wisata di kaki gunung dan permukiman warga di sekitarnya. “Api semakin merembet ke arah sana," katanya.

Ia pun mengimbau warga berpartisipasi menjaga kelestarian hutan dari ancaman pemburu liar. Sehingga dampak buruk perburuan satwa, termasuk kebakaran hutan seperti saat ini, bisa dicegah.

"Kami mengimbau masyarakat untuk menyetop perburuan liar di kawasan hutan Raden Soerjo. Jika melihat orang mencurigakan segera melapor pada petugas yang ada di lokasi," kata dia.