Logo

Relawan Kesulitan Padamkan Kebakaran Hutan dan Lahan Welirang

Reporter:,Editor:

Kamis, 03 October 2019 07:32 UTC

Relawan Kesulitan Padamkan Kebakaran Hutan dan Lahan Welirang

MEDAN BERAT. Kawasan hutan dan lahan di Welirang sulit dipadamkan akibat sulitnya medan dan peralatan pemadaman seadanya. Foto: IST.

JATIMNET.COM, Mojokerto –Sejumlah relawan terus berupaya memadamkan api yang membakar hutan di kawasan Tahura Raden Soerjo dan Perhutani, Gunung Welirang, yang masuk Kabupaten Mojokerto, Kamis 3 September 2019, sekitar pukul 09.00 WIB.

Relawan yang terdiri atas Komppack, Banser, Pecinta Alam Claket, Tahura, Perhutani, SAR Penangungan, LPBI NU, NU Backpaker, Welirang Community, Kepolisian, TNI, dan warga Claket dan Padusan, terus berupaya memadamkan api di ketinggian 1.200 meter dari permukaan laut (dpl).

“Kebakaran terjadi di ketinggian 2.000 meter dpl sudah sejak Minggu (30 September 2019) malam,” kata Koordinator Tim Komppack, Ali Mahmud Utomo, sebelum mengatasi kebakaran.

BACA JUGA: 60 Hektare Lahan di Lereng Semeru Hangus Terbakar

Dikatakan Ali, api semakin meluas dan merembet ke blok Plorotan yang masuk kawasan Desa Cembor, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto sampai kemarin di ketinggan 1.500 meter dpl.

Kebakaran pada Minggu lalu sudah berhasil dipadamkan. Namun pada Senin 31 September 2019 malam, api muncul kembali dan kian membesar keesokan harinya.

Sejauh ini relawan kesulitan memadamkan api karena proses dilakukan dengan cara manual. “Kami hanya bisa memadamkan api dengan memukul-mukulkan ranting ke api sampai padam atau gepyok,” lanjut Ali.

Kondisi cuaca yang cukup panas kian menyulitkan pemadaman api. Begitu juga dengan embusan angin lebih kencang, sehingga api cepat membesar.

BACA JUGA: Puntung Rokok Sebabkan Kebakaran di TPA Mojosari

Cak Conk, sapaannya, menambahkan masalah kemiringan lahan yang terbakar mencapai 50 derajat lebih juga menjadi kendala. Ditambah banyaknya ilalang, akar pohon cemara alam yang terbakar, pohon tumbang, dan bebatuan yang berjatuhan membuat medan kian sulit dijangkau.

“Kobaran api juga menghanguskan pohon-pohon langka dan satwa di kawasan hutan. Di antaranya pohon kukrup, anggrung, cemoro alam, kijang, dan burung cicak hijau,” tuturnya.

Sejauh ini relawan tidak bisa memprediksi kapan pemadaman bisa dituntaskan. “Melihat medan yang sulit dan peralatan untuk memadamkan yang terbatas, jelas sulit untuk memprediksi,” Ali memungkasi.