Kamis, 04 April 2019 08:18 UTC

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur Suban Wahyudiono
JATIMNET.COM, Surabaya - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur Suban Wahyudiono mengatakan tim penilai tengah dikirim ke kepulauan Sumenep guna mengecek kerusakan akibat gempa.
"Sekarang ada tim assesmen ke sana perintahnya Bu Gubernur (Khofifah Indar Parawansa). Dari tim BPBD Provinsi, Bakorwil Pamekasan, serta ada dari (Dinas PU) Cipta Karya berangkat ke sana," ujar Suban ditemui di Gedung Negara Grahadi, Kamis 4 April 2019.
Ia berharap tim yang diterjunkan segera mengetahui seberapa parah kerusakan di Pulau Raas dan Sapudi. Dengan begitu pihaknya dapat menentukan bantuan apa yang tepat dikirim Pemprov ke dua kepulauan itu.
BACA JUGA: Gempa Magnitudo 4,5 Guncang Pulau Raas
Data yang masuk ke BPBD, sejauh ini terdapat 12 rumah, satu mushola dan tiga sekolah yang rusak. Sedangkan untuk korban jiwa, Suban menyebut tidak ada. Hanya ditemui satu luka ringan di bagian kaki karena terkena keramik.
Suban belum menerima laporan terbaru adakah dampak dari gempa susulan mengguncang Pulau Raas, Sumenep, Jawa Timur, Rabu 3 April 2019 sekitar pukul 15.32 WIB. Gempa kali ini bermagnitudo 4,5, lebih kecil dari gempa yang terjadi, Selasa 2 April 2019 yang bermagnitudo 5,0.
"Kami belum tahu apakah ada potensi lagi gempa. Namanya bencana, belum ada salah satu sains (ilmu pengetahuan) yang bisa menganalisa tepat," ungkapnya.
BACA JUGA: Puluhan Rumah Rusak Akibat Gempa di Sumenep
Meski memiliki potensi gempa bumi, Suban mengakui belum ada early warning atau alat pendeteksi peringatan dini kebencanaan di kepualauan Sumenep. Pemprov akan segera menyiapkan alat ini.
"Ini masih kami bahas (penyediaan early warning) menyelesaikan itu. Mudah-mudahan kami nanti segera bisa menyelesaikan soal early warning," ungkapnya.
Suban menyebutkan dari sisi geografi, memang letak Jawa Timur di persimpangan lempeng tektonik, antara lempeng Indonesia dengan Australia. "Sehingga Jatim ini rawan gempa bumi," katanya.
