Minggu, 13 July 2025 04:00 UTC
Guru Besar Sosiologi Kebencanaan Universitas Pertahanan (Unhan) Bogor yang juga Kepala BNPB pertama Prof. Syamsul Maarif saat melihat simulasi rumah gempa bumi di BPBD Jatim Foto: Januar
JATIMMET.COM, Surabaya – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Prof Syamsul Maarif mengungkapkan kekagumannya terhadap fasilitas yang dimiliki Badan Penanggulangan Bencana Jawa Timur (BPBD Jatim).
Salah satu fasilitas yang membuatnya kagum adalah simulasi rumah gempa bumi. Dengan keberadaan fasilitas itu, Syamsul menyarankan BPBD menjadi institusi literasi kebencanaan di tanah air.
"Dengan fasilitas yang ada, saya rasa BPBD Jatim bisa menjadi institusi literasi kebencanaan nasional sehingga siswa maupun masyarakat bisa lebih tanggap bencana," ujar pria yang juga menjadi Guru Besar Kebencanaan Universitas Pertahanan (Unhan) Bogor, Minggu, 13 Juli 2025.
Saran tersebut diutarakan seiring dengan telah dilengkapinya BPBD Jatim dengan Taman Edukasi Bencana. Maka, institusi tersebut dinyatakan layak disebut sebagai Pusat Literasi Kebencanaan atau yang disingkatnya menjadi Puslitrana atau Disaster Literacy Centre (DLC).
"Memahami literasi kebencanaan tidak sekadar memberi pengetahuan tentang kebencanaan bagi anak-anak dan masyarakat yang berkunjung ke BPBD Jatim saat ini saja," terangnya.
BACA: Lima Proyek Jembatan Senilai Rp8 M dari BNPB di Sampang Belum Dilelang
Akan tetapi, literasi kebencaan bisa bermakna lebih dalam, yakni, menyiapkan kesadaran anak-anak akan bencana. Hal ini sebagai modal pengetahuan saat mereka dewasa hingga menduduki berbagai jabatan, baik di birokrasi, politik maupun jabatan lainnya.
"Wawasan kebencanaan yang didapat saat sejak anak-anak itu akan menjadi memori kuat sebagai modal pengambilan kebijakan saat mereka sudah dewasa," terang Syamsul.
Ia lalu mengisahkan, Tilly Smith, anak usia 10 tahun asal Inggris yang bisa menyelamatkan ratusan orang saat terjadi bencana tsunami di Pantai Pukhet Thailand tahun 2004. Hal ini berkat pengetahuannya tentang tsunami yang didapatnya saat sekolah.
"Berkat pengetahuannya tentang tsunami, anak itu akhirnya bisa menyelamatkan orang tuanya dan ratusan orang yang ada di dekat pantai," terangnya.
BACA: 32.832 Sekolah Rawan Bencana, BPBD Jatim Gelar Pelatihan Penanggulangan Bencana pada Guru
Selain itu, Syamsul Maarif juga mengapresiasi sejumlah kemajuan peralatan yang dimiliki BPBD Jatim. Salah satunya, dengan hadirnya BPBD One, kendaraan operasional yang mampu memetakan dengan cepat sebuah kejadian bencana dan memfasilitasi jaringan komunikasi di area blank spot.
"Prinsip dasar penanganan bencana itu cepat dan tepat. Saya kira dengan hadirnya BPBD One, Kepala BPBD Jatim bisa mereaksi cepat setiap kejadian bencana dari mana saja," ujarnya.
Dalam kunjungan ini, Syamsul Maarif, juga berkesempatan mencoba simulator gempa, mengunjungi Tenda Pendidikan Bencana (Tenpina), dan melihat isi mobil BPBD One.
Sementara itu, Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto menyatakan akan terus meningkatkan fasilitas mendulung untuk literasi kebencanaan. "Sehingga fasilitas ini akan terus dikembangkan lebih baik lagi sehingga warga Jawa Timur bisa lebih tanggap bencana," pungkasnya.
