Minggu, 20 October 2024 00:00 UTC
Cabup Banyuwangi Gus Makki (kanan) berbincang dengan warga Dukuh Erfach, Dusun Paluagung, Desa Kendalrejo, Kec. Tegaldlimo, Kab. Banyuwangi, Sabtu malam, 19 oktober 2024. Foto: Tim Pemenangan Ali Makki-Ali Ruchi
JATIMNET.COM, Banyuwangi – Calon Bupati Banyuwangi nomor urut 2, Ali Makki Zaini, mendatangi undangan warga Dukuh Erfach, Dusun Paluagung, Desa Kendalrejo, Kecamatan Tegaldlimo. Kedatangan Gus Makki menjadi kesempatan masyarakat di pinggiran hutan Alas Purwo tersebut.
Kesan sebagai daerah pelosok tampak saat menuju ke lokasi. Rombongan Gus Makki harus melewati berkilo-kilo meter jalan terjal berbatu.
Belum lagi, kondisi gelap karena harus melalui hamparan hutan. Ditambah minimnya penerangan membuat kesan sunyi kampung tersebut.
Gus Makki tiba di lokasi sekitar waktu maghrib. Warga menyambut dengan sumringah saat kedatangan calon pemimpin yang diimpikannya itu.
BACA: Puluhan Pekerja Mulai Rakit Kotak Suara Pilkada Banyuwangi 2024
Sugianto sebagai tuan rumah menyampaikan kebahagiaan saat bertemu dengan Gus Makki. Kesan sederhana, ditambah adanya suguhan hidangan sea food berupa olahan kerang dan kepiting bakau hasil tangkapan warga setempat menjadi sambutan yang nikmat.
Selepas makan malam itu, Sugianto dan warga mulai menyampaikan kesan dan pesan ke pasangan cawabup Banyuwangi Ali Ruchi itu. Beberapa hal yang menjadi catatan, di antaranya mengenai timpangnya pembangunan di daerahnya.
Pertama, dalam puluhan tahun, kampung Erfach nyaris tak tersentuh pembangunan. Baik itu jalan, maupun fasilitas publik lainnya.
BACA: KPU Banyuwangi Tetapkan Ipuk-Muji dan Gus Makki-Ali Ruchi Cabup-Cawabup di Pilkada 2024
"Sejak saya lahir sekarang sudah hampir usia 50 tahun, masih saja seperti ini. 15 tahun lalu ada orang datang katanya akan nyalon bupati, suruh nyoblos tapi hanya dijanjikan, sampai sekarang janjinya tak pernah terealisasi," ujarnya.
Sampai saat ini, pembangunan jalan ke kampung mereka terpaksa dibangun secara swadaya. Warga setempat urunan kolektif saat jalan kembali rusak.
"Jujur, kami warga di sini yang membangun jalan itu. Kami swadaya buat beli pasir batu (grasak). Jadi enggak ada sumbangsih dari pemerintah, termasuk pemerintah desa," katanya.
Kedua, Sugianto menyampaikan tidak adanya fasilitas kesehatan termasuk tenaga kesehatan. Sehingga, menjadikan beban saat warga mengalami sakit atau melahirkan.
BACA: Cabup Banyuwangi Gus Makki Ingatkan Penyelenggara Pilkada Tak Ikut Jadi Pemain
"Bidan dulu ada, tapi hanya bertahan satu tahun. Warga sini kalau melahirkan, ya keluar jauh, jaraknya sekitar 3 kilometer dari sini," katanya.
Ketiga, lahan milik warga sebagian tidak memiliki sertifikat lantaran daerah setempat merupakan tanah peninggalan masa lalu. Meski demikian, lahan yang ditempati bangunan rumah warga sebagian masuk dalam program Tanah Objek Reforma Agraria (TORA).
"Tapi, sebelum itu, kami ini tetap ditarik pajak oleh pemerintah desa. Tapi, apa yang didapat. Kami bagaikan ATM saja," katanya mengeluh.
Mendengar keluhan itu, Gus Makki menilai perlu ada perubahan ke depan. Pengasuh Ponpes Bahrul Hidayah itu yakin untuk lebih baik adalah melalui ikhtiar menjadi Bupati Banyuwangi mendatang.
"Kami datang tidak hanya saat butuh, tapi bisa berkelanjutan menyambung ikatan saudara. Jadi, jika Allah mentakdirkan kami menjadi pemimpin akan memberikan perubahan lebih baik untuk warga dan umat di Banyuwangi," katanya.
