Logo

Blusukan ke Kampung, Cawawali Mujiaman Ingin Merubah Strategi Pembangunan di Surabaya

Reporter:

Senin, 26 October 2020 23:00 UTC

Blusukan ke Kampung, Cawawali Mujiaman Ingin Merubah Strategi Pembangunan di Surabaya

CAWAWALI: Calon Wakil Wali Kota Surabaya Mujiaman saat blusukan Granting Baru Gang III. Foto: Tim Mujiaman

JATIMNET.COM, Surabaya - Calon Wakil Wali (Cawawali) Kota Surabaya nomor urut 2 Mujiaman blusukan di kampung Granting Baru Gang III untuk jalin aspirasi masyarakat. Di tempat ini ia melihat langsung dan mengerti apa yang menjadi permasalahan di Kota Surabaya.

Salah satu contoh yang mendasar adalah mengenai pertumbuhan penduduk di Kota Pahlawan. Menurut dia, 25 tahun lagi populasi penduduk Surabaya akan membeludak. Saat ini jumlah warga Kota Pahlawan sekitar 3 juta, 25 tahun yang akan datang bisa mencapai angka 5 juta lebih.

"Ini tipikal di Surabaya, rumah-rumah hanya 15 meter lebih, 25 tahun lagi populasi penduduk bisa mencapai 5 juta," ujarnya saat bertemu dengan warga Granting Baru Gang III, Senin 26 Oktober 2020.

Mantan Direktur Utama PDAM Surya Sembada Kota Surabaya ini menyebut harus ada perubahan strategi pembangunan di Surabaya. Jika tetap seperti saat ini, maka ledakan penduduk akan membuat kampung-kampung di Surabaya semakin tidak terawat. 

BACA JUGA: Pantau Kesejahteraan Warga Dengan Big Data

"Kalau wali kotanya biasa-biasa saja, Surabaya akan penuh, kita harus rubah strategi pembangunannya," tegasnya.

Mujiaman mengungkap, salah satu strategi yang bisa dilakukan adalah, membuat konsep pembangunan ke atas. Masyarakat Surabaya diberi pengertian agar membangun ke atas. Dengan seperti itu, ada space yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan parkir dan lainnya.

"Setiap saya masuk kampung, mobil di pinggir jalan itu jejer jejer, banyak yang punya mobil tapi garasinya nggak ada," ungkapnya.

Konsep pembangunan lingkungan, lanjutnya, harus menyediakan ruang untuk parkir, sport center, dan tempat bermain. Sehingga, pembangunan kawasan didukung dengan lingkungan yang memadai. 

"Yang paling mendesak saat ini adalah 100 persen sungai di Surabaya berfungsi menjadi pembuangan limbah, jadi yang penting untuk saat ini utilitas harus ditata," tukasnya.