Minggu, 16 June 2019 22:58 UTC
HALALBIHALAL. Sejumlah nelayan dari berbagai daerah mengikuti silaturahmi dengan mengikuti lomba perahu layar. Foto: Ahmad Suudi.
JATIMNET.COM, Banyuwangi – Sedikitnya 95 nelayan mengikuti lomba perahu layar menyeberangi Selat Bali dalam rangka halalbihalal, Minggu 16 Juni 2019. Mereka harus berlomba dengan menyeberang dari Pantai Waru Doyong, Banyuwangi menuju Gilimanuk, Bali, dan sebaliknya.
Peserta yang berasal dari Banyuwangi, Madura dan Bali dituntut menaklukkan angin kencang dan ombak tinggi di Selat Bali. Namun seluruh peserta sanggup menerjang ganasnya ombak Selat Bali yang kerap tidak bersahabat.
“Anginnya sangat kencang,” ujar Agus, salah satu peserta asal Gilimanuk, Minggu 16 Juni 2019.
BACA JUGA: Mengenang Tsunami Pancer Banyuwangi 25 Tahun Silam
Dengan bantuan angin kencang, Agus berhasil menyeberang Selat Bali bolak-balik dalam waktu 20 menit. Namun kencangnya angin juga menimbulkan ombak tinggi sehingga menyulitkan pengendalian layar.
Namun hal itu yang menjadi tantangan tersendiri bagi seluruh peserta. “Tadi ada dua perahu yang patah tiang layarnya,” Agus menambahkan.
Sementara itu, Ketua Pokmaswas Selat Bali Asri, Sudjarno mengatakan even itu menjadi ajang silaturahmi antar nelayan. Minat nelayan juga tinggi hingga sebagian tidak bisa diterima menjadi peserta, karena kuota penuh dan spesifikasi perahu tidak memenuhi standar.
“Ini ajang kami menjalin silaturahmi dan bermaaf-maafan antar nelayan saat Lebaran. Kami melakukan dengan cara kami, yakni lomba perahu layar,” kata Sudjarno.
BACA JUGA: Luhut Setuju Perizinan Kapal 30 GT di Tingkat Kabupaten
Pokmaswas Selat Bali Asri berada di Pantai Waru Doyong, Kelurahan Bulusan, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi. Acara juga mendapatkan dukungan dari Satuan Polisi Perairan dan Udara (Satpolairud) Polres Banyuwangi.
Kepala Satpolairud Polres Banyuwangi AKP Subandi mengatakan pihaknya menggunakan kesempatan itu untuk mengampanyekan keamanan aktivitas laut. Apalagi berlayar menyeberangi Selat Bali saat musim angin kencang merupakan kegiatan atau hobi ekstrim.
“Semua peserta wajib mengenakan life jacket demi keselamatan jika terjadi sesuatu di tengah laut saat berlayar,” kata Subandi.