Selasa, 14 June 2022 11:00 UTC
Kampung Jahit Nusantara di RW 10 Kelurahan Manukan Kulon, Kecamatan Tandes, diresmikan Selasa 14 Juni 2022.
JATIMNET.COM, Surabaya - Keberadaan Kampung Jahit Nusantara di RW 10 Kelurahan Manukan Kulon, Kecamatan Tandes, diresmikan Selasa 14 Juni 2022. Dalam peresmian ini dihadiri oleh Wali Kota Surabaya, Sekretaris Daerah, Asisten, Kepala PD, camat, lurah dan Forkopimda Surabaya serta seluruh warga Manukan Kulon.
Dengan diresmikannya Kampung Jahit Nusantara ini, masyarakat Kota Surabaya diharapkan bisa mandiri menjadi seorang entrepreneur agar terbebas dari kemiskinan. Pasalnya, Kampung Jahit Nusantara ini merupakan bagian dari wujud kebangkitan ekonomi kerakyatan yang harus terus digalakkan di Kota Pahlawan.
Setelah Kampung Jahit Nusantara ini diresmikan, maka Pemkot Surabaya sebagai marketingnya memastikan kualitas produk buatan UMKM jahit Surabaya tidak kalah baik dengan kualitas buatan luar negeri maupun pabrik.
Produk dari Kampung Jahit Nusantara ini dipastikan tidak kalah bagus dengan produk yang ada di pasaran. Camat Tandes Ahmad Yardo Wifaqo mengatakan Kampung Jahit Nusantara ini bukan hanya diwujudkan dan diresmikan begitu saja, tetapi ada pelatihan untuk meningkatkan skill bagi para pegiat UMKM yang lainnya.
Baca Juga: BPUM Kembali Disalurkan, Setiap Pelaku UMKM Bakal Terima Rp 600 Ribu
Sehingga ke depannya di Kecamatan Tandes bukan hanya ada UMKM jahit, tetapi juga tercipta lini usaha lainnya.
"Nah itu, nanti ke depannya bisa ada UMKM sablon, bordir, menjahit jaket, tas dan sepatu. Kita sudah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan Kota Surabaya serta Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja untuk pendampingan berikutnya," kata Yardo, Selasa 14 Juni 2022.
Sebagai informasi, di Kampung Jahit Nusantara saat ini ada 31 penjahit. Dari jumlah itu 16 diantaranya adalah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang diserap sebagai pelaku UMKM jahit. Bahkan setelah ini akan ada lagi 80 orang penjahit yang mendaftar di Kampung Jahit Nusantara.
"Dari 80 orang itu 52 diantaranya adalah MBR, Alhamdulillah di RW 10 ini semangat warga menjadi pengusaha itu sangat kuat," ia mengungkapkan.
Baca Juga: Rumah Padat Karya Prapen Serap 106 Tenaga Kerja MBR
Sejak tahun 2020 lalu, Kampung Jahit Nusantara ini sudah mulai menunjukkan eksistensinya. Bahkan penjahit yang ada di wilayah kerjanya itu juga sudah menerima orderan dari luar Kota Surabaya bahkan perusahaan swasta.
"Alhamdulillah dengan adanya Kampung Jahit Nusantara, warga yang tadinya bekerja di perusahaan swasta, kini lebih memilih untuk mandiri menjadi pengusaha jahit," ia menuturkan.
Sementara penggagas Kampung Jahit Surabaya Achmad Mifbachul Arif mengatakan penjahit yang terdaftar di koperasi total ada 21 pelatih yang bertugas melakukan pengecekan hasil akhir produk. Sedangkan total penjahit yang ada di rumah-rumah warga ada 31 orang penjahit dan 80 orang sisanya masih dalam tahap pendaftaran.
Baca Juga: Rumah Padat Karya 'Viaduct Gubeng' Dimanfaatkan Untuk Pemberdayaan Unit Usaha MBR
Awal mula Kampung Jahit Nusantara ini terbentuk semenjak adanya pemangkasan pegawai swasta pada awal pandemi tahun 2019 lalu. Bermula dari itu, banyak warga di RW 10 Kelurahan Manukan Kulon yang menganggur.
Seiring meningkatnya kasus Covid-19 di tahun 2020, Kampung Jahit Nusantara pun bangkit. Sebagian warga eks pegawai pabrik sepatu dan tas yang dirumahkan itu membuat produksi hazmat untuk tenaga kesehatan. Hingga kini berdiri memproduksi berbagai produk tekstil lainnya, mulai seragam sekolah, perkantoran dan sebagainya.
"Semenjak itulah bibit Kampung Jahit Nusantara berkembang, kini sudah punya mesin jahit sendiri-sendiri dan sudah tidak lagi yang ingin menjadi pegawai pabrik. Namun mereka memilih untuk mandiri sebagai pengusaha," ia menerangkan.