Sabtu, 28 May 2022 09:20 UTC
Rumah Padat Karya 'Viaduct Gubeng' dimanfaatkan oleh warga MBR untuk display produk UMKM-nya. Foto: Diskominfo Kota Surabaya
JATIMNET.COM, Surabaya - Rumah padat karya di Jalan Nias No. 110 Kelurahan Gubeng, Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya, yang merupakan aset milik Pemkot Surabaya itu kini dimanfaatkan untuk pemberdayaan ekonomi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Dengan luas total 857 meter persegi, rumah padat karya bernama 'Viaduct Gubeng' ini dimanfaatkan untuk pemberdayaan beberapa unit usaha bagi MBR. Mulai dari barbershop atau pangkas rambut, coffee shop hingga cuci motor dan mobil.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan bentuk program padat karya itu dapat disesuaikan dengan kondisi wilayah dan aset yang ada. Misalnya, ada aset berupa tambak, maka dapat dikelola untuk perikanan oleh MBR di wilayah sekitarnya. Demikian pula jika aset itu berupa lahan kosong, maka bisa dimanfaatkan untuk pertanian atau usaha yang lain.
"Kalau seperti ini (bangunan rumah di Jalan Nias, Gubeng) saya tanya, kumpulkan dulu (warga). Mintanya seperti apa? Oh ada yang ingin barbershop, ada yang ingin kafe, ya kita buat, sehingga memunculkan rasa saling memiliki," kat Eri.
Baca Juga: "Dandan Omah" Program Padat Karya Rutilahu Tahun 2022 Sasar 800 Rumah MBR
Sebagai informasi, Rumah Padat Karya Gubeng adalah bangunan rumah zaman dulu. Sehingga cocok apabila digunakan untuk kafe atau rumah makan dengan konsep heritage. "Jadi kalau dibuat kafe asik. Lantainya juga masih ubin teraso, itu kan indah. Jadi rumah ini kita pertahankan, kita buat tempat makan," ia mengungkapkan.
Inovasi rumah padat karya yang diinisiasi Kecamatan Gubeng bersama warga ini bisa dicontoh bagi wilayah yang lain. Camat Gubeng Kota Surabaya Eko Kurniawan Purnomo mengatakan jika rumah padat karya Viaduct Gubeng ini rencananya juga akan dimanfaatkan untuk lapangan olahraga SMPN 6 Surabaya.
"Kami tetap lakukan pembangunan di belakang untuk lapangan basket. Sedangkan di depan, kami modifikasi menjadi rumah padat karya dengan beberapa unit usaha," kata Eko Kurniawan.
Sejumlah unit usaha tersebut, mulai dari coffee shop, barbershop, cuci mobil dan motor hingga display untuk produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Hingga sekarang ini, Rumah Padat Karya Gubeng telah menyerap 20 tenaga kerja dari MBR di wilayahnya.
"Ke depan kami masih akan terus mendampingi sampai seluruh warga MBR mandiri untuk melakukan pengelolaan di rumah padat karya ini," ia mengungkapkan.