Kamis, 02 January 2020 06:10 UTC
Ilustrasi.
JATIMNET.COM, Surabaya - Banjir masih menjadi catatan bencana paling mengancam di Jawa Timur. Dari Kajian Risiko Bencana (KRB) Jawa Timur 2016-2020 yang disusun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), periode tahun 1982 hingga 2015 bahwa 52,84 persen bencana di Jatim adalah banjir.
Setelah itu diikuti cuaca ekstrem 22,7 persen, tanah longsor 12,6 persen, dan sisanya bencana kekeringan, kegagalan teknologi, letusan gunung berapi, gempa bumi, dan sejumlah bencana lain.
Catatan KRB juga menyebutkan, luas lahan berpotensi terdampak banjir mencapai 2.831.841 hektare. Mulai dari persawahan, jalan, hingga pemukiman terendam banjir.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, dari 437 bencana yang terjadi sepanjang 2019, sebanyak 25 persen diantaranya adalah kejadian banjir. Itu menjadi yang terbanyak.
BACA JUGA: Antisipasi Banjir, Pemkot Surabaya Gencar Normalisasi Sungai dan Tambah Kapasitas Pompa
Angka itu berpotensi bertambah karena di penghujung tahun, Selasa 31 Desember 2019 sejumlah desa di Gresik dan Mojokerto terendam banjir. Air menggenang dengan ketinggian 10 sampai 12 sentimeter di beberapa desa.
Seperti di Desa Banjar Agung, Desa Wotan Sari, Dusun Mojolebak, Desa Mojogede, dan Dusun Kedungrukun, Desa Kedungpring, Kecamatan Balongpanggang, Gresik.
Sedangkan dua dusun di Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto yang terdampak banjir adalah Dusun Klanting, Desa Pulorejo, dan Dusun Balung, Desa Banyulegi.
Tidak hanya rumah penduduk, banjir juga menghampiri kantor Koramil 0817/09 Balongpanggang, Gresik, merendam sekitar 20 hektar sawah, menggenangi sejumlah jalan antara 20 sampai 120 sentimeter.
BACA JUGA: 8 Desa di Gresik Terendam Banjir
Sementara, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengaku telah meminta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tanggap dan respon atasi bencana. "Meskipun saat ini masih dalam suasana libur tahun baru, saya minta semua OPD di lingkup Pemprov Jatim maupun instansi terkait tetap siaga," ujar Khofifah dalam keterangan resminya, Kamis 2 Januari 2019.
Khofifah juga telah meminta semua OPD terkait untuk segera menyiapkan antisipasi jika ada daerah-daerah yang terdeteksi rawan terjadi bencana. Menurutnya, kesiapsiagaan dan kecepatan penanganan kebencanaan ini tentunya sangat diharapkan oleh masyarakat.
Khofifah mengimbau agar para bupati dan wali kota di Jatim beserta perangkat daerahnya untuk terus memantau kondisi daerahnya masing-masing. Apalagi, berdasarkan prediksi dari BMKG hujan lebat akan terjadi di hampir seluruh wilayah Jatim hingga tanggal 7 Januari 2020.
