Senin, 22 August 2022 00:20 UTC
Ilustrasi begadang. (Shutterstock)
JATIMNET.COM, Surabaya – Sebagian orang memiliki kebiasaan begadang untuk menyelesaikan segala aktivitasnya. Maka, jadwal tidur bagi mereka yang biasa disebut night owl ini bergeser dari kondisi normal, yakni dari malam ke siang hari.
Dilansir dari medicalnewstoday.com, mereka yang terbiasa begadang memiliki risiko mengalami depresi dan diabeter lebih tinggi. Ini bila dibandingkan dengan orang yang terjaga saat siang dan beristirahat pada malam hari.
Kondisi psikologis mereka juga juga cenderung tidak stabil yang ditandai dengan tingkat emosi yang tinggi. Terlebih bagi yang banyak mengonsumsi kafein maupun alkohol.
BACA JUGA : Hobi Begadang Menurunkan Kualitas Sperma
Untuk mengurangi risiko terhadap fisik maupun psikologis, maka perlu memperbaiki pola tidur. Adapun langkahnya seperti :
- Menentukan durasi tidur saat malam hari
Durasi tidur ini tergantung dari setiap individu. Tidak ada patokan khusus tentang lamanya. Hal utama yang perlu diperhatikan adalah dengan menjaga kualitas tidur.
Namun demikian, jadwal bangun pagi perlu dilakukan secara teratur untuk dapat memperkecil dampak negatif dari begadang. Selain itu, mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup demi tercukupinya vitamin D.
- Terapi cahaya
Apabila langkah pertama kurang berhasil, maka ada alternatif lain untuk mengubah kebiasaan night owl. Misalnya, menggunakan lampu khusus selama sekitar 30 menit setiap pagi ketika menjelang bangun tidur.
Langkah ini dinilai cocok dilakukan apabila ruangan tidak memiliki celah untuk sinar matahari masuk ke dalam kamar tidur ketika pagi hari.
- Mengurangi paparan cahaya buatan saat malam hari
Hal ini dimaksudkan untuk perangkat yang memancarkan cahaya biru seperti komputer, neon, televisi dan ponsel.
Paparan cahaya biru saat malam hari dapat mengganggu tidur karena menekan melatonin, yakni hormon yang membantu mengatur tidur. Bila itu terjadi, maka dapat menganggu jam sirkadian tubuh terganggu sehingga tubuh sulit bangun pagi.
Tempo.Co
