Senin, 18 January 2021 11:00 UTC
SEMPROT: Salah seorang anggota Satlantas Polres Mojokerto melakukan penandaan di jalan berlubang dengan menggunakan cat pilox, Senin 18 Januari 2021. Foto: Karin
JATIMNET.COM, Mojokerto - Ratusan titik lubang di jalan raya wilayah Kabupaten Mojokerto dilakukan penandaan. Hal itu dilakukan, karena beberapa waktu lalu sering terjadi kecelakaan hingga menyebabkan korban meninggal dunia.
Upaya ini tak lain untuk memberikan tanda agar pengendara lebih berhati-hati saat melintasi jalan di sepanjang jalur nasional Mojokerto-Jombang-Krian. Apalagi tiga bulan terakhir angka kecelakaan mengalami kenaikan yang signifikan.
Kasat Lantas Polres Mojokerto AKP Randy Asdar menjelaskan, rata-rata kasus kecelakaan lalu lintas itu karena pengendara tidak mengindahkan etika berlalu lintas. Dan, dalam catatannya di tiga bulan terakhir terdapat 15 kasus dengan dengan korban meninggal dunia lima orang di wilayah Kecamatan Trowulan.
Kecamatan Sooko sebanyak 11 kasus dengan korban MD dua orang, sementara dua kecamatan tak ada korban jiwa di Kecamatan Mojoanyar empat kasus, dan Kecamatan Puri dua kasus.
BACA JUGA: Kecelakaan di Tol Ngawi-Kertosono, Tiga Penumpang Elf Tewas
"Untuk jalur utama yakni di sepanjang By Pass, dari pintu tol keluar tol Jampirogo, Mertex, sampai trowulan ada beberapa titik jalan berlubang," kata AKP Randy Asdar, Senin, 18 Januari 2021.
Untuk mengantisipasi lebih banyaknya korban, Polres Mojokerto juga akan melakukan koordinasi dengan Dishub Provinsi Jatim dan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII (BBPJN).
Pemberian tanda pada jalanan yang berlubang, lanjut Randy Asdar, dengan menggunakan cat pilox warna putih. Lokasinya yakni di sejumlah ruas Jalan Nasional By Pass Mojokerto-Jombang, dan Jalan Mojokerto-Pasuruan dari arah sebaliknya.
"Saat ini terus melakukan penambalan-penambalan beberapa titik jalur yang berlubang. Termasuk di jalur protokol Kabupaten di Pekukuhan," ujar Randy.
BACA JUGA: 203 Kasus Kecelakaan di Perlintasan Sebidang Kereta Api
Saat ini, kata Randy, memang banyak kendala dalam pengerjaan penandaan ratusan lubang tersebut. Lantaran kondisi cuaca seperti sekarang ini yang sedan hujan mengguyur wilayah Mojokerto
Namun, pihaknya terus berusaha melakukan usaha dalam menekan angka fatalitas (kematian) kecelakaan yang menyebabkan korban jiwa di kondisi jalan yang mengalami kerusakan. "Kendala kita memang cuaca, itu sangat-sangat menghambat dalam pekerjaan ini. Tapi kami tetap lakukan secara terus menerus penandaan," ucapnya.
Dirinya berharap, dengan tingginya angka kecealakaan, semua pengguna yang melintas di jalan raya, baik warga Kabupaten Mojokerto ataupun luar daerah haruslah mematuhi aturan dalam berlalu lintas. Utamanya, dalam hal cara berkendara dengan tidak memotong jalur, menyelip dari sebelah kiri.
"Sebab pengendara rata-rata memotong dari jalur sebelah kiri. Kendaraan sepeda motor utamanya, seperti kecelakaan yang terjadi belakangan. Ada sepeda motor oleng, terlindas truk," imbuh Randy.
BACA JUGA: Rawan Kecelakaan, KNKT: Jalur Banyuwangi-Jember Harus Dibangun Jalan Penyelamat
Sementara, Wakil Kepala PPA Mojokerto-Jombang Erfin Elianto membenarkan, kondisi jalur nasional tersebut memiliki ratusan lubang hingga ke dalaman 5 centimeter.
"Untuk kedalaman lubang kita upayakan tidak ada lubang yang lebih dari satu lapis. Hanya sekitar 5 cm, lebih dari itu kita upayakan langsung penambalan," tuturnya.
Hingga kini sekitar 300 lubang tersebut, terus dilakukan penandaan dan penambalan. Sebanyak lima tim dari PPA yang diterjunkan, mulai dari ruas Krian sampai dengan Kertosono. "Mojokerto Sekitar 300 an lubang. Tiap hari penambalan 25 an lubang perharinya, hingga saat ini terus dilakukan," pungkasnya.
