Sabtu, 01 November 2025 08:33 UTC

Evy Susanty, Kepala SDN Kaliacar I saat diwawancarai awak media pada Senin, 17 November 2025. Foto: Zulafif
JATIMNET.COM, Probolinggo – Kepala SDN Kaliacar I, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Evy Susanty, menegaskan bahwa tidak ada kasus perundungan di sekolahnya sebagaimana ramai dibicarakan di media sosial.
Evy menjelaskan, insiden yang terjadi merupakan persoalan asmara anak-anak atau cinta monyet yang berujung aksi kekerasan. Ia memastikan hubungan para siswa selama ini berjalan baik, bahkan mereka kerap bermain sepak bola bersama setelah pulang sekolah.
“Ini sebenarnya persoalan asmara, cinta monyet di antara anak-anak,” ujar Evy saat ditemui di sekolahnya, Senin, 17 November 2025.
Menurut Evy, korban berinisial D dan terduga pelaku berinisial E adalah teman sekelas di kelas VI bersama 21 siswa lainnya. Masalah bermula ketika D meminjam buku milik A, pacar E, dengan seizin A. Namun, saat buku itu dikembalikan, terjadi perselisihan di antara D dan A.
BACA: Dugaan Kekerasan Anak di Probolinggo yang Sempat Viral Berakhir Damai
“Waktu buku itu dikembalikan, mungkin mereka bergurau. Sampai muncul kata-kata yang tidak pantas dari A kepada D. Mendengar itu, E tidak terima dan terjadilah aksi kekerasan,” jelasnya.
Evy mengatakan pihak sekolah telah berkoordinasi dengan Kapolsek Gading dan Korwil Kecamatan Gading untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kedua belah pihak, baik keluarga korban maupun pelaku, sudah saling memaafkan karena mereka bertetangga dan baru kali ini terjadi gesekan serupa.
“Pihak keluarga korban dan pelaku sudah saling memaafkan. Mereka juga tinggal bertetangga. Kejadian seperti ini juga baru pertama kali,” ungkapnya.
Evy memastikan bahwa SDN Kaliacar I tidak memiliki riwayat perundungan dan menilai kejadian tersebut hanyalah perkelahian antar siswa akibat persoalan pribadi.
Video Viral Picu Reaksi Publik
Sebelumnya, sebuah video berdurasi 1 menit 47 detik yang memperlihatkan dugaan perundungan di lingkungan sekolah dasar di Probolinggo beredar luas di media sosial. Rekaman tersebut memperlihatkan seorang anak bertubuh kecil menjadi sasaran kekerasan beberapa bocah, sementara sejumlah anak lain terlihat menonton tanpa mencegah.
Evy membenarkan bahwa insiden dalam video tersebut melibatkan siswanya. Namun, ia menegaskan kejadiannya berlangsung di luar jam pelajaran, tepatnya pada sore hari saat para siswa sudah pulang sekolah.
“Aksi itu terjadi sore hari, mereka sudah pulang sekolah,” kata Evy.
Ia menambahkan, pemukulan dilakukan E, 12 tahun, karena tidak terima kekasihnya A dimaki oleh korban D, 6 tahun.
BACA: Ajarkan Hal Ini kepada Anak ketika Melihat Tindakan Perundungan
Selain itu, enam anak lain yang tampak dalam video merupakan alumni SDN Kaliacar I serta saudara E.
“Antara korban dan pelaku sebenarnya berteman baik. Jadi bukan kasus perundungan karena hubungan mereka selama ini normal,” imbuhnya.
Evy menegaskan bahwa masalah sudah diselesaikan secara kekeluargaan dengan mediasi Kepolisian Sektor Gading.
