
Reporter
DiniSelasa, 4 Februari 2020 - 06:15
Editor
Bruriy Susanto
BANJIR: Puluhan warga di dua dusun terdampak luapan Sungai Avour Watudakon, Mojokerto terpaksa harus mengungsi. Foto: Karin
JATIMNET.COM, Mojokerto - Puluhan warga terdampak luapan Sungai Avour Watudakon di dua dusun yakni Dusun Tempuran dan Dusun Bekucuk, Kabupaten Mojokerto terpaksa harus mengungsi, Selasa 4 Februari 2020.
Berdasarkan data yang dihimpun Jatimnet.com puluhan rumah warga terdampak banjir luapan Sungai Avour ini terdapat empat Kepala Keluarga (KK) dari Dusun Tempura, 30 KK dari Dusun Bekucuk, 16 KK di area perumahan Griya Sooko Asri dari Dusun Bekucuk harus mengungsi sejak Senin 3 Februari 2020.
Tak hanya itu, puluhan hektar lahan padi dan tebu dari dua dusun terdampak banjir. Dusun Tempuran terdapat 11 hektar lahan padi, dan 20 hektar lahan tebu. Sedangkan 40 hektar lahan padi, dan 5 hektar lahan tebu di Dusun Bekucuk.
BACA JUGA: Sungai Meluap, SDN di Mojokerto Terendam Banjir
Seperti Sueb, warga RT 02 RW 03 Desa Bekucuk, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, ini memutuskan mengungsi bersama empat anggota keluarganya. Setelah kediamannya terendam air setinggi 60 centimeter sampai 70 centimeter sejak Senin 3 Februari 2020 malam.
"Mau ngungsi ini, sama anak perempuan, menantu, dan dua cucu saya. Soalnya rumah kebanjiran dari tadi malam," kata Sueb sembari menggendong cucu laki-lakinya, Selasa 4 Februari 2020.
Pria berusia 48 tahun ini mengungkapkan, tempat tinggalnya bersama keluarga itu sudah menjadi langganan banjir bertahun-tahun. Tapi, di dua tahun terakhir ini dianggap banjir paling parah. Di tahun 2019, dirinya dan keluarga harus mengungsi selama satu minggu ke rumah menantunya di Balongpanggang, Kabupaten Gresik.
BACA JUGA: Banjir Bandang Terjang Jember, Warga di 2 Kecamatan Mengungsi
"Banjir sejak dulu tapi paling parah tahun ini, sama tahun kemarin 2019. Sekarang sudah sampai dengkul, tahun kemarin (Februari 2019) saja saya ngungsi satu minggu ke Balongpanggang, kalau sekarang gak tau sampai kapan, gak bisa di prediksi soalnya," ucapnya.
Sueb hanya bisa berharap pemerintah segera menyelesaikan permasalahan yang dihadapi warga selama bertahun-tahun ini. "Kami rakyat biasa, pengennya sih ada perbaikan irigasi, dan fasilitas pembuangan air supaya bisa lancar. Tidak jadi langganan banjir lagi tiap tahun," katanya.