Reporter
Nd. NugrohoSelasa, 26 Oktober 2021 - 20:20
JATIMNET.COM, Madiun - Porang (Amorphophallus Muelleri) merupakan salah satu komoditas pertanian yang tengah ‘naik daun’. Umbi dari tanaman yang juga dikenal dengan nama iles-iles ini memiliki nilai ekonomi tinggi. Sebagian pembudidayanya berhasil menjadi miliarder.
Awalnya, komoditas ini dibudidayakan petani di antara tegakan pohon jati di kawasan hutan milik Perum Perhutani di Kabupaten Madiun. Lokasi tepatnya di wilayah Desa Klangon, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.
Seiring berjalannya waktu, tanaman ini mulai dibudidayakan secara sederhana. Lantas umbi porang dijual ke pengepul di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Komoditas yang sebelumnya dipandang ‘sebelah mata’ ini menjadi primadona baru di dunia pertanian sejak beberapa tahun terakhir.
Berdasarkan fenomena itu, perkembangan produktivitas porang di Kabupaten Madiun perlu diketahui publik. Adapun variabel data yang dibutuhkan meliputi luas lahan, produksi, harga, dan nilai produksi. Berdasarkan data terbuka yang bisa diakses publik di website https://www.bps.go.id/, data terkait produktivitas porang di Kabupaten Madiun yang tersedia adalah data tahun 2011 hingga 2018.
SAMBUNGAN DARI:
(Bagian-1) Cara Mengetahui Produktivitas Porang Madiun 2011-2018 Berdasarkan Data BPS
(Bagian-2) Cara Mengetahui Produktivitas Porang Madiun 2011-2018 Berdasarkan Data BPS
Visualisasi dengan Diagram
Untuk memudahkan kita dalam membaca dan menganalisi data berbentuk angka yang sudah diringkas dengan Tabel Pivot, maka perlu menggunakan diagram. Namun, karena satuan masing-masing variabel dalam data produktivitas Porang ini ada yang berbeda, maka sebaiknya masing-masing variabel dibuatkan diagram tersendiri.
Caranya, buat sheet baru, lalu klik menu bar Sisipkan dan pilih Diagram atau langsung pilih ikon bergambar Diagram di bagian kanan atas sheet.
Kemudian isi Rentang data pada bagian kanan yang ditandai dengan tanda kotak. Lantas masukkan rentang data yang diambil dari tabel pivot dan klik Oke.
Dari sini saya mendapatkan diagram luas lahan, produktivitas, harga per kilogram, dan nilai produksi.
Jenis diagram yang saya gunakan adalah Diagram Kolom karena cocok untuk menunjukkan tren, tingkatan, atau perkembangan obyek data. Kemudian untuk memberikan label, langkahnya dengan memasukkan Tahun pada Sumbu x dan klik tanda kotak. Lantas pilih tahun.
Karena saya ingin memecah diagram berdasarkan variabel, maka pada pilihan Rangkaian saya isi dengan SUM of Total luas lahan. Adapun Tahun, Produksi, dan Nilai Produksi saya hapus dengan cara klik kiri pada tanda Tiga Titik dan pilih Buang. Maka, akan tampil gambar seperti di bawah ini.
Diagram sudah terlihat. Namun, masih perlu dirapikan. Langkahnya membuat judul dengan cara klik Sesuaikan pada kotak Editor Diagram. Kemudian, klik Judul Diagram dan Sumbu pada Pemilih Jenis Judul. Kemudian, ketik Luas Lahan Produksi Porang di Kabupaten Madiun 2011-2018 pada kolom Teks Judul.
Setelah judul diagram berhasil ditulis pada bagian atas, maka selanjutnya perlu ditampilkan sumber data yang saya pakai, yaitu dari website BPS Kabupaten Madiun. Caranya, dengan memilih Subtitel Diagram pada opsi Judul Diagram dan Sumbu. Lalu, isi dengan keterangan sumber data termasuk alamat websitenya. Misal: Sumber : BPS Kabupaten Madiun (www.madiunkab.bps.go.id). Hasilnya bisa terlihat di bawah ini:
Langkah serupa saya lakukan saat akan memberi judul pada sumbu horizontal untuk menampilkan Tahun pada bagian bawah diagram. Saya arahkan kursor ke variabel Pemilih Jenis Judul pada Editor Diagram, lalu klik Tanda Panah pada bagian kanan. Lantas, klik Judul Sumbu Horizontal dan ketik Tahun pada Teks Judul.
Langkah serupa saya lakukan untuk memberi judul pada sumbu vertikal. Hanya saja, saya ketik Luas Lahan Produksi (Ha) pada Judul Sumbu Vertikal Kiri.
Karena saya ingin memperlihatkan garis sumbu vertikal (Y), maka langkahnya klik Sumbu Vertikal pada opsi Sesuaikan yang merupakan bagian dari Editor Diagram. Kemudian beri tanda centang pada kotak sebelah kiri Tampilkan Garis Sumbu.
Untuk lebih menarik memudahkan membaca diagram, maka saya memilih warna yang lebih cerah, yaitu merah pada kolom diagram. Caranya saya buka dengan cara mengklik tanda panah pada variabel Rangkaian di bagian Sesuaikan pada Editor Diagram.
Kemudian, saya klik Warna Isi di bawah bagian Format. Kemudian, memilih warna merah untuk menggantikan warna biru pada diagram kolom.
Diagram di atas kurang mudah dipahami, karena angka detail dari luas lahan belum ditampilkan. Maka, untuk memunculkannya pada bagian Kolom perlu diolah melalui Editor Diagram. Klik tanda panah variabel Rangkaian. Kemudian arahkan kursor ke bawah hingga menemukan Label Data.
Beri tanda centang pada kotak di sebelah kiri Label Data. Setelah tahapan dilalui, maka angka detail luas lahan akan muncul pada bagian atas diagram kolom.
Tahap akhir, saya mengubah tampilan diagram kolom menjadi Tiga Dimensi. Menurut saya, ini akan lebih menarik dan memudahkan dalam membaca diagram. Caranya, pilih Gaya Diagram pada opsi Sesuaikan di Editor Diagram. Kemudian, beri tanda centang pada kotak di sebelah kiri 3D.
Langkah yang sama juga saya lakukan untuk membuat diagram Jumlah Produksi Porang di Kabupaten Madiun Tahun 2011 - 2018:
Namun, berbeda dengan diagram Harga Porang Per Kilogram di Kabupaten Madiun Tahun 2011 - 2018. Saya sengaja memunculkan mata uang rupiah (Rp) pada satuan harga. Adapun tujuannya memudahkan kita membaca diagram tersebut.
Caranya, pilih Sumbu Vertikal di opsi Sesuaikan pada Editor Diagram. Kemudian pilih Format Angka dan klik Tanda Panah pada kolom di bawahnya dan pilih Mata Uang (Dibulatkan).
Cara yang sama juga saya gunakan pada proses pembuatan Diagram Nilai Produksi Porang di Kabupaten Madiun 2011 - 2018:
Kesimpulan
Penambahan luas lahan budidaya porang di Kabupaten Madiun selama tahun 2011 hingga 2018 berbanding lurus dengan peningkatan produksi, harga, dan nilai produksinya.
Pembelajaran dari Pengolahan Data Produktivitas Porang Menggunakan Google Sheet (Spreadsheet)
Kendala atau kesulitan dalam pengolahan data terkait produktivitas porang ini karena beberapa data yang disediakan BPS terpisah dalam beberapa variabel meskipun masih dalam satu periode tahun. Sehingga perlu proses penggabungan data atau tabel yang terpisah dijadikan dalam satu tabel di periode tahun yang sama.
Kelebihan pengolahan data menggunakan spreadsheet adalah tersedianya berbagai macam fitur yang dibutuhkan termasuk Tabel Pivot. Tabel pivot berguna dalam meringkas atau mencari hasil penghitungan meskipun jumlah tabel angkanya terdiri dari ribuan baris dan kolom.
Selain itu, spreadsheet terkoneksi dengan internet dan google drive sehingga perubahan atau penyuntingan data yang dilakukan tersimpan otomatis dalam hitungan detik. Spreadsheet juga menyediakan fitur diagram yang akan memudahkan visualisasi dalam membaca hasil pengolahan data.
Semua tahapan dan proses pengolahan data produktivitas porang di Kabupaten Madiun tahun 2011-2018 bisa dilihat pada lembar kerja spreadsheet: https://docs.google.com/spreadsheets/d/1SuaeV6BIUWCa-nKESArGMeNoji04ZH6HsSRHebNKF3A/edit?usp=sharing