Logo

Awas, Garam Mulai Terkontaminasi Mikroplastik!

Reporter:

Kamis, 18 October 2018 05:10 UTC

Awas, Garam Mulai Terkontaminasi Mikroplastik!

Produksi garam laut di Asia bereisko terkontaminasi mikroplastik akibat masih banyaknya sampah plastik yang beredar di sepanjang pantai. FOTO: DOK.

JATIMNET.COM, Jakarta – Sampah plastik sudah mencemari ekologi laut. Tidak hanya ikan dan tumbuh-tumbuhan laut, namun juga sudah mencemari garam.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Profesor Seung-Kyu Kim dari Universitas Incheon dan Greenpeace Asia Timur menyebutkan lebih dari 90 persen garam industri yang diambil sebagai contoh mengandung mikroplastik.

BACA JUGA : Garam Katup Gadis Sanggup Panen di Musim Hujan

Penelitian yang telah diterbitkan di jurnal ilmiah Environmental Science and Technology menganalisis 39 merek garam secara global.

Dari hasil penelitian itu menunjukkan bahwa kontaminasi plastik dalam garam laut adalah yang tertinggi, diikuti oleh garam danau, kemudian garam batu. Indikator ini menunjukkan tingginya polusi plastik di daerah-daerah sumber garam tersebut. Sementara kontaminasi mikroplastik terhadap garam beremerek tertinggi adalah Asia.

BACA JUGA : Madura Jadi Pusat Pengembangan Garam Nasional

“Penelitian terbaru telah menemukan plastik dalam makanan laut, margasatwa, air kran, dan sekarang dalam garam. Sudah jelas bahwa kita tidak bisa melarikan diri dari krisis plastik, terutama sampah plastik terus memasuki perairan dan lautan kita,” kata Jurukampanye Greenpeace Asia Timur, Mikyoung Kim, Antara, Kamis 17 Oktober 2018.

Hanya tiga dari merek garam yang diteliti tidak mengandung partikel mikroplastik dalam sampel yang direplikasi.

BACA JUGA : Produksi Garam Jatim Surplus 100 Ribu Ton

“Kita harus menghentikan polusi plastik demi kesehatan manusia dan lingkungan, sangat penting bagi perusahaan untuk mengurangi ketergantungan pada plastik,” ujar Mikyoung Kim.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, penelitian ini adalah yang pertama dalam hal skala untuk melihat tingkat kontaminasi dari penyebaran geografis garam laut, dan korelasinya dengan pelepasan dan tingkat pencemaran plastik terhadap lingkungan.

Studi ini menyoroti Asia sebagai titik panas untuk polusi plastik global. Artinya ekosistem dan kesehatan manusia di pinggiran laut Asia berisiko akibat polusi mikroplastik laut yang parah.

Sementara satu sampel garam laut dari Indonesia, para peneliti menemukan jumlah mikroplastik tertinggi. Dikatakan Mikyoung Kim bahwa Indonesia sebagai penyumbang sampah plastik terburuk kedua ke lautan dunia.

Berdasarkan studi tersebut menyebutkan asumsi asupan garam 10 gram per hari, konsumen dewasa rata-rata dapat mencerna sekitar 2.000 mikroplastik setiap tahun. Bahkan ketika sampel garam Indonesia yang sangat terkontaminasi dikeluarkan dari penelitian ini, rata-rata orang dewasa masih bisa mengonsumsi ratusan mikroplastik setiap tahun.