Senin, 26 August 2019 23:24 UTC
Ilustrasi: Gilas Audi.
PERAIRAN Masalembu menjadi momok bagi sejumlah kapal yang melintas di sekitarnya. Cuaca yang tidak bersahabat ditambah kondisi kapal yang sudah tua, kerap menjadi pemicu kecelakaan transportasi laut di wilayah yang masuk Kabupaten Sumenep itu.
Sejak tenggelamnya Tampomas II tahun 1981, terdapat tujuh kapal penumpang dan barang yang tenggelam di perairan Masalembu. Ada yang terbakar kemudian tenggelam, karena bocor, kerusakan mesin, dan tidak sedikit digulung ombak. Kelebihan muatan tidak luput menjadi kambing hitam.
Masalembu berada di tengah-tengah antara perairan Majene (Sulawesi Barat), Bawean (Kabupaten Gresik) dan Laut Jawa, yang masuk Kabupaten Sumenep. Banyak spekulasi yang menghubungkan dengan berbagai mitos dan kepercayaan.
Namun demikian, kawasan tersebut cukup membantu bagi kapal-kapal kecil yang terancam badai maupun cuaca buruk. Umumnya kapal-kapal Pelra atau kapal kayu maupun kapal motor, menjadikan Masalembu tempat untuk berlindung dari badai atau gelombang tinggi.