Jumat, 12 March 2021 07:00 UTC
TERJANGAN BANJIR. Proses evakuasi warga Dringu, saat terjadi banjir, Rabu 10 Maret 2021. Foto : Zulkiflie/Dokumen
JATIMNET.COM, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengaku telah mengupayakan sejumlah skema untuk mengatasi banjir akibat luapan Sungai Kedungdalem, Kabupaten Probolinggo.
Jangka pendek, pemasangan bronjong menjadi solusi yang akan dilakukan. Diharapkan ini bisa menahan sementara luapan air, dan menutup titik tanggul yang jebol.
Selain bronjong, Khofifah menyebut jangka panjangnya membuat pelengsengan permanen. Menurutnya itu menjadi solusi terbaik dalam penanganan banjir Sungai Kedungdalem.
Kordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas dan Pemkab Probolinggo sudah dilakukan. “Pemprov Jatim sudah melakukan koordinasi dengan BBWS Brantas dan Pemkab Probolinggo," ujar Khofifah dalam siaran persnya, Jumat 12 Maret 2021.
Baca Juga: Kecamatan Dringu Probolinggo Kembali Diterjang Banjir, Tujuh Rumah Rusak
Ia mengingatkan Detail Engineering Design (DED) pembangunan pelengsengan di Sungai Kedunggalenh sedang dihitung. Langkah awal, butuh kurang lebih 1,5 bulan agar titik-titik rawan banjir ini bisa dilakukan pemulihan lebih dulu. Selanjutnya disesuaikan anggarannya.
"Titik-titik kritis dan strategis mana yang dipasang plengsengan lebih dulu. Kemudian kita juga melihat kekuatan jembatan yang ada di tiap desa karena ini mempersambungkan dua wilayah," katanya.
Khofifah mengatakan, Pemprov Jatim, Kementerian PUPR melalui BBWS Brantas, serta Pemkab Probolinggo sudah mengalokasikan anggaran untuk penanganan Banjir luapan Sungai Kedunggalang. Jembatan menjadi hal terpenting karena dapat membantu mobilitas masyarakat disaat plengsengan dibangun.
Baca Juga: Diterjang Banjir, Darurat Bencana di Kabupaten Probolinggo Bakal Diperpanjang
Selain menyiapkan plengsengan permanen, Khofifah meminta pada seluruh warga untuk gotong royong mengaktifkan kembali relawan Jogo Kali, serta tidak membuang sampah ke sungai. Sebab, seringkali banjir terjadi akibat menumpuknya sampah di bantaran sungai.
Sebelumnya, curah hujan intensitas tinggi dan merata di daerah hulu Sungai Kedunggaleng pada Rabu 10 Maret 2021 sore menyebabkan air sungai meluap, dan menggenangi sejumlah jalan serta permukiman warga. Banjir ini juga disebabkan sedimentasi dasar sungai dan sungai yang tidak mampu menampung debit air sungai.
Beberapa wilayah yang terdampak banjir diantaranya Desa Kalirejo, Desa Kedungdalem, Desa Tegalrejo dan Desa Dringu di Kecamatan Dringu, Kab. Probolinggo. Banjir juga sempat menggenangi jalan raya sehingga menyebabkan kemacetan di jalur selatan Probolinggo.