Selasa, 28 May 2019 11:09 UTC
Ketua PKK Jatim Arumi Bachsin kerap ndredek bila memberi sambutan di acara formal di Grahadi. Foto: Baehaqi Almutoif.
JATIMNET.COM, Surabaya – Ketua tim penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Jawa Timur, Arumi Bachsin mengaku sering grogi ketika memberi pidato pada setiap agenda Pemprov Jatim.
Bahkan tidak segan terkadang Arumi mengungkapkan di atas podium kalau dia ndredek atau grogi. Maklum di usia yang masih 25 tahun, dia harus memberi pidato sambutan di depan puluhan tamu yang usianya terpaut jauh di atasnya.
“Haduh saya ndredeg,” kata Arumi yang disambut gelak tawa tamu yang hadir di sela memberi arahan, setelah melantik Ketua PKK Kabupaten Trenggalek, Novita Nur Arifin, Selasa 28 Mei 2019.
BACA JUGA: Arumi Bachsin Minta Anak Berkebutuhan Khusus Diberi Kesempatan Kerja
Usai acara, istri Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengaku ingin terlihat sempurna saat acara resmi. Namun itu justru membuatnya grogi. Perasaan itu kerap dihinggapi mantan model kelahiran Jakarta, 19 Februari 1994 itu.
Perasaan cemas justru muncul pada saat pidato di hadapan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. “Saya itu ndredek kalau harus memberi sambutan di depan ibu (Gubernur Khofifah),” ungkap Arumi.
Seringkali ibu dua anak itu takut salah. Takut sifat aslinya (ceplas-ceplos) keluar, yang dapat mengurangi khidmat acara. “Saya takutnya di acara seformal ini (pelantikan PKK Trenggalek) takutnya aslinya keluar,” tuturnya sembari tersenyum.
Arumi selalu berusaha menampilkan sisi yang jauh lebih berwibawa. Tidak sering ia menarik nafas panjang di sela memberi arahan di depan puluhan tamu yang hadir. Setelah menghela nafas panjang, grogi yang sebelumnya menghinggapi langsung hilang.
BACA JUGA: Arumi Seimbangkan Menu Sahur dengan Sayur Bening
Di samping itu, dia juga melakukan konsultasi kepada sang suami. Sebagai politisi yang kini menjadi orang nomor dua di lingkungan Pemprov Jawa Timur, arahan Emil tentu sangat berguna baginya.
“Mas Emil kasih saran dikit-dikit, tapi semuanya akhirnya learning by doing. Guru paling baik diri sendiri dan pengalaman," urainya.
Saran Emil, kata Arumi, mencari konten atau pengalaman yang nyambung dengan acara. Seperti pengalaman dahulu di Trenggalek yang masih ada kaitannya dengan agenda acara. “Jadi supaya pada saat bicara lebih kaya,” sebutnya.