Logo

Anggota DPRD Gresik Ngopi Bayar Pakai Sampah

Reporter:,Editor:

Minggu, 08 September 2019 04:35 UTC

Anggota DPRD Gresik <em>Ngopi</em> Bayar Pakai Sampah

KOPI SAMPAH. Politisi PKB Gresik membawa segepok sampah kertas untuk digunakan sebagai alat pembayaran kopi di Warkop Kopi Sampah. Foto: Agus Salim

JATIMNET.COM, Gresik - Kopi Sampah yang berada di Jalan Kramat Langon 58 Sidokumpul, Gresik mulai dikenal masyarakat luas. Bahkan salah satu politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Fandi Akhmad Yani menyempatkan ngopi di tempat itu bersama rekan-rekannya.

Anggota DPRD Gresik yang biasa disapa Gus Yani ini memuji ide yang digagas Nunki Abdurrahman bersama Karang Taruna Sidomukti yang kopinya bisa dibayar dengan sampah.

Ia sengaja datang ke tempat itu untuk sekadara cangkrukan bersama para pemuda. Tak lupa, segepok sampah-sampah kertas bekas dibawanya sebagai alat pembayaran kopi yang dipesannya.

BACA JUGA: Kedai Ini Layani Pembelian Kopi dengan Sampah

Menurut Gus Yani, inovasi yang dilakukan Nunki Abdurrahman bersama Karang taruna Sidomukti bisa menjadi energi baru generasi milenial.

"Ini bisa menjadi solusi dalam mengatasi persoalan sampah," katanya di sela-sela menikmati kopi khas Gresik ini, Sabtu 7 September 2019.

Ia menilai, gerakan yang dilakukan pengelola warung kopi sampah bisa menjadi contoh bagi warung-warung lainnya di kampung-kampung.

BACA JUGA:  Mahasiswa UK Petra Ubah Ampas Kopi Jadi Meja

“Tidak hanya sekadar mencari profit, tetapi juga sadar akan dampak lingkungan," tutur menantu KH Agoes Ali Mashuri ini sembari menyeruput kopi.

Tidak hanya menikmati kopi sampah, Gus Yani juga berbagi pengalaman sebagai pengusaha kepada generasi milenial yang sedang nongkrong dan juga meminta pendapat mereka.

Ia berharap, semangat warung kopi sampah bisa menular pada generasi milenial lainnya di Kota Pudak dan melahirkan kopi sampah di kampung-kampung lainnya.

BACA JUGA:  Mencecap Nikmatnya Kopi Saring Mbok Tajeng Dawarblandong

Diberitakan jatimnet sebelumnya, warkop ini berbeda dengan warkop-warkop lainnya. Sebab, setiap pengunjung tak perlu membayar dengan uang untuk menikmati secangkir kopi. Pembeli bisa membawa sampah seperti kertas, kardus, dan botol plastik bekas.

Untuk pengelolaan sampah, warung kopi sampah ini bekerjasama dengan Karang Taruna Sidokumpul, yang diketua Imam Wahyu, kemudian diolah menjadi berbagai macam kerajinan.