Sabtu, 16 November 2019 14:35 UTC
SPAGETI. Peserta Spaghetti Bridge Competition 2019 yang digelar Himpunan Mahasiswa Sipil Poliwangi, menyusun spageti kering menjadi jembatan, Sabtu 16 November 2019. Foto : Ahmad Suudi
JATIMNET.COM, Banyuwangi - Sebanyak 56 tim pelajar SMA dan SMK di Jawa Timur dan Bali berlomba merakit spageti menjadi kerangka jembatan. Mereka mengikuti kompetisi Spaghetti Bridge Competition yang digelar Himpunan Mahasiswa Sipil Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi), di kampus mereka, Sabtu 16 November 2019.
Setiap tim berisi tiga orang pelajar yang bekerjasama menyusun batang demi batang spageti kering di meja mereka. Akhirnya, akan dinilai kesesuaian dengan desain, estetika, kekuatan, dan bobot maksimal yang bisa ditanggungnya.
Hanya berbahan spageti kering dan lem, peserta harus menghasilkan jembatan sekuat mungkin dan terlihat indah. Juara diputuskan dengan tes bobot dan penilaian, oleh perwakilan perusahaan kontraktor dan akademisi kampus.
BACA JUGA: Terbang ke Banyuwangi, Citilink Tak Lagi Mendarat di Jember
Pembina Himpunan Mahasiswa Sipil Poliwangi, Dora Melati Nurita Sandi, mengatakan spageti dipilih karena menjadi bahan yang mudah ditemukan, ringan dan kuat untuk bahan praktik.
Di masa yang cukup sering terjadi bencana ini, ahli teknik sipil terdorong untuk memilih bahan bangunan yang ringan dan kuat.
"Kami berusaha mendesain bangunan yang ringan dan kuat, menggunakan material yang ringan dan kuat," kata dia.
BACA JUGA: Mislan, Veteran Banyuwangi yang Ikut Pertempuran Surabaya 1945
Sebelum lomba, calon peserta telah mendapatkan pembekalan tentang kontruksi dan lomba dari mahasiswa Teknik Sipil Poliwangi. Peserta juga diminta mengumpulkan desain yang hendak dibangun saat lomba.
Mulya Panca K (16) peserta dari SMK Ihya Ulumuddin Banyuwangi mengaku melakukan penguatan pada kompetisi kali ini.
Tahun lalu, timnya mendapatkan juara dua setelah lupa membuat komponen lengkung dobel hingga kalah dari peraih juara pertama.
BACA JUGA: Pendakian Gunung Ijen Resmi Dibuka
Timnya dari jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR), namun telah belajar menggambar rancangan teknik. Mereka mengikuti kompetisi ini dari tawaran guru sekolah.
"Modelnya sama dengan yang kemarin, tapi sekarang lengkungannya dua lapis," kata Mulya.
Kompetisi Spaghetti Bridge Competition sendiri telah berlangsung selama enam kali dalam enam tahun terakhir. Acara bertujuan memopulerkan kontruksi jembatan, yang kalah populer, dibandingkan rumah dan bangunan gedung lainnya.