Logo

437 Bencana Alam Landa Jatim Sepanjang 2019

Reporter:,Editor:

Selasa, 24 December 2019 04:11 UTC

437 Bencana Alam Landa Jatim Sepanjang 2019

Ilustrasi: GIlas Audi.

JATIMNET.COM, Surabaya – Data Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Jawa Timur mencatat, sepanjang 2019 telah terjadi 437 kejadian bencana kategori tinggi dan sedang.

Jika dirinci, angin kencang mendominasi dengan 36 persen, banjir 25 persen, angin puting beliung 8 persen, tanah longsor 7,5 persen, dan sisanya 23,5 persen adalah kebakaran hutan dan gempa bumi. Dampak dari bencana ini, 15 jiwa melayang, 62 orang luka-luka, 2.234 jiwa mengungsi, dan 4.523 rumah rusak.

Sementara itu, untuk data bencana hidrometeorologi tahun 2019 dibandingkan dengan tahun lalu ada beberapa peningkatan. Angin kencang misalnya, tahun ini tercatat 161 titik, lebih banyak dibanding tahun lalu yang hanya 66 kali.

BACA JUGA: Angin Kencang Terjang Madiun, Andra and The Backbone Gagal Manggung

Pun demikian dengan angin puting beliung tahun ini sebanyak 37 titik, tahun lalu 35 titik, serta banjir dengan tanah longsor tahun ini empat kejadian, tahun lalu tiga peristiwa.

Lainnya tercatat tidak begitu bertambah, seperti banjir 111 kali sama dengan tahun sebelumnya; banjir bandang tahun ini hanya dua kejadian, tahun lalu 12 kejadian; banjir rob tahun ini sekali, tahun lalu dua kali; kemudian tanah longsor tahun ini 34 kali, dan tahun lalu 61 kali.

Melihat angka kejadian bencana dalam tahun ini, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berharap semua pihak bersinergi, serta memberi perhatian atas potensi bencana alam.

BACA JUGA: BPBD Kabupaten Mojokerto Minta Waspadai Bencana Alam di Musim Hujan

"Menurut bahasa saya menjadi early warning system. Bagi kami, ada data, ada peta, menjadi bagian starting point membangun kesiapsiagaan dan kewaspadan,” ujar Khofifah usai rapat kordinasi kesiapsiagaan bencana di Gedung Negara Grahadi, Senin 23 Desember 2019.

Hasil pemetaan rapat kordinator ini, lanjut mantan menteri sosial itu, akan disiapkan alat untuk kesiapsigaan di daerah yang berpotensi bencana. Khofifah menyebut tidak hanya banjir, tetapi juga tanah longsor dan bencana lainnya.

"Kami berterimakasih karena semua pihak hadir, termasuk pak kapolda, kapolres, pangdam, dandim, dan dankorem bupati/wali. Mereka menunjukkan keseriusan menangani bencana alam,” Khofifah menerangkan.