Logo

33 Pekerja Migran asal Jatim Positif Covid-19, Belum Ditemukan Varian Virus Luar Negeri

Reporter:,Editor:

Rabu, 05 May 2021 01:40 UTC

33 Pekerja Migran asal Jatim Positif Covid-19, Belum Ditemukan Varian Virus Luar Negeri

KARANTINA. Puluhan pekerja migran yang pulang ke Kabupaten Probolinggo menjalani masa karantina. Foto: Satgas Covid-19 Kab. Proolinggo

JATIMNET.COM, Surabaya – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan telah memperketat pintu masuk internasional di Jatim.

Ia mengklaim semua pekerja migran aman dan dilakukan pemeriksaan maupun isolasi untuk mencegah masuknya varian Covid-19 asal India, Inggris, dan Afsel. 

"Karenanya, kami melakukan isolasi bagi para pekerja migran yang baru datang di Jatim," ujar Khofifah, Selasa, 4 Mei 2021. 

Khofifah menjelaskan sampai hari ini terdapat 3.636 pekerja migran yang telah di isolasi di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, sejak 28 April 2021. Kesemuanya telah dilakukan tes PCR dan ditemukan 33 orang yang positif Covid-19. 

BACA JUGA: Habis Kontrak Kerja, Ratusan Pekerja Migran Pulang ke Ponorogo

"Bagi yang positif Covid-19 segera kami isolasi di RS Darurat Lapangan Indrapura dan RS Rujukan Covid-19. Sedangkan bagi pasien yang negatif akan dilakukan penjemputan oleh kabupaten dan kota masing-masing," katanya. 

Terkait deteksi mutasi virus Corona, Pemprov Jatim juga telah bekerjasama dengan Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga (Unair) untuk melakukan sequence genetik atau whole genome sequencing sebagai upaya genomic surveilance atau deteksi dini adanya mutasi varian India, Inggris, dan Afsel. 

"Alhamdulillah, sampai hari ini berdasarkan laporan dari ITD Unair, telah ada 109 sampel dari Jawa Timur yang telah dilakukan sekuensing, dimana 86 sampel telah diunggah ke dalam database genome Covid-19 Internasional GISAID. Dan sampai hari ini belum ditemukan mutasi varian India, Inggris, dan Afsel di Jatim," katanya. 

BACA JUGA: Mudik ke Probolinggo, 53 Pekerja Migran Jalani Karantina

Meskipun demikian, Khofifah mengatakan bahwa pencegahan penyebaran mutasi ini juga membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak. Ini penting sebab meskipun virus Covid-19 telah bermutasi, namun pencegahannya tetap sama yaitu dengan patuhi protokol kesehatan 

"Upaya pencegahan mutasi masuk dan menyebar di Jatim membutuhkan kerja keras dari semua pihak, upaya karantina massal, genomic surveilance yang telah dilakukan tentunya masih sangat membutuhkan partisipasi masyarakat dengan patuh protokol kesehatan," katanya.